Hubungan Nusantara dan China, Raja Majapahit dan Kaisar Saling Berkirim Duta

photo author
- Minggu, 3 Oktober 2021 | 10:43 WIB
Kompleks Taman Wisata Candi Keraton Ratu Boko di Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.)
Kompleks Taman Wisata Candi Keraton Ratu Boko di Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.)

Baca Juga: Kesaktian Syekh Maulana 5: Tongkat Ditancapkan Tumbuh Menjadi Pohon Kendalen

Atas Kodrat Langit, kini beta telah menguasai Tiongkok dan supaya di ketahui oleh negeri-negeri di jauh dan dekat beta khusus mengirim utusan untuk memaklumatkanya kepada raja dan utusannya sudah berangkat. Kabarnya, ada seorang dari negeri raja bernama Nie Zhi Mou Ding, dulu diutus ke Di-nasti Yuan.

Dalam perjalanan pulangnya, ketika sampai di Fujian, Dinasti Yuan sudah berakhir. Oleh sebab itu, ia kini masih tertinggal di ibu negeri. Mengingat ia pasti sangat rindu akan kampung halamannya karena telah lama meninggalkan Jawa, beta pun menyuruh orang mengantarkannya pulang dan menganugerahkan sejilid buku Almanak Da Tong kepada raja agar tahu akan letaknya tatanan yang sah dan menjunjung Kodrat Langit.

Dengan demikian, rakyat Jawa bisa menjadi aman sentosa dan takhta raja pun kekal abadi sehingga anak cucu turun-temurun mendapat berkah. Demikianlah yang beta anjurkan dan janganlah diabaikan.

Di surat yang dikirim itu, tujuan utama Kaisar Tai Zu mengirim utusan ke Jawa (Majapahit) adalah untuk mendapatkan dukungan dan junjungan agar kedudukannya sebagai Kaisar Tiongkok yang sah diakui dan di dukung.

Demi menyatakan iktikad, baik Kaisar Ming mengambil inisiatif untuk memulangkan utusan Majapahit yang datang sebelum Dinasti Yuan runtuh.

Tindakan Kaisar Tai Zu itu mendapat respons positif dari Majapahit dan pada tahun berikutnya Majapahit pun untuk pertama kali mengirim utusan menghadap Kaisar Ming.

Itulah hubungan baik antara kerajaan Majapahit di Jawa dengan China. Mereka saling bertukar informasi dan ingin mendapatkan pengkuan atas kekuasaan yang digenggam dari kerajaan sahabat.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X