Lintang Johar 6: Alas Mentaok Dibabat Dijadikan Tanah Perdikan Mataram

photo author
- Sabtu, 14 Agustus 2021 | 10:35 WIB
Alas Mentaok dibabak dan kelak menjadi kerajaan Mataram. (Ilustrasi: Pramono Estu)
Alas Mentaok dibabak dan kelak menjadi kerajaan Mataram. (Ilustrasi: Pramono Estu)

Meski Arya Penangsang tewas di tangan Danang Sutawijaya namun Ki Juru Martani tidak melaporkan hal tersebut kepada Hadiwijaya. Ia khawatir tidak akan diberikan wilayah kekuasaan mengingat Danang Sutawijaya adalah anak angkatnya. Karena baginya biar bagaimanapun Arya Penangsang tewas berkat kerjasama tim sehingga semua pantas untuk mendapatkan kemenangan sayembara.

ARYA Penangsang telah tewas, Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi berhasil menumpas Arya Penangsang.”

“Aku akan menepati janjiku, memberikan wilayah kekuasaan bagi siapa saja yang berhasil memenangkan sayembera.”

Selepas berhasil melumpuhkan pemberontakan Adipati Harya Penangsang, Sultan Hadiwijaya yang merupakan Raja Kerajaan Pajang memberikan tanah di Selatan Gunung Merapi dan di sebelah Pantai Utara Laut Selatan, saat ini masuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada saat itu dikenal dengan bumi perdikan Mentaok dan Pati Pasantenan.

Baca Juga: Gelut dengan Penunggu Loteng Toko

Ayah Danang Sutawijaya pun membabat Alas Mentaok untuk mendirikan wilayah kekuasaan. Lokasi hutan Mentaok membentang dari timur laut hingga tenggara Kota Yogyakarta. Saat ini diperkirakan mulai dari daerah Purwomartani di Sleman, daerah Banguntapan di Bantul, hingga daerah Kotagede di Kota Yogyakarta.

Desa Alas Mentaok tersebut selanjutnya dinamai Mataram dan berstatus sebagai tanah perdikan atau swatantra atau daerah bebas pajak.

Pada masa pendirian kerajaan Matram Islam, Danang Sutawijaya diliputi kegelisahan. Menurut sumber dari Babat Tanah Jawa, Danang Sutawijaya diam-diam pergi mengembara untuk mendapatkan ketentraman jiwa. Pada suatu hari tibalah di sebuah hutan yang dikenal dengan nama Wanalipura.

Baca Juga: Bobby Nasution: Jika Terbukti Pungli Pasien Covid-19, Rumah Sakit Terancam Ditutup

Di hutan itu terdapat danau atau mbelik dalam bahasa Jawa. Ia mendapati sebuah batu berbentuk balok persegi panjang, lebar sekitar 1 meter dan panjang 2 meter, tebal atau tingginya sekitar 50 cm. batu besar layaknya sajadah. Ia pun menggunakan batu tersebut untuk beribadah.

Ketika Danang Sutawijaya pergi mengembara pasukan Pajang pimpinan Putera Mahkota Pangeran Benowo hendak menghabisinya. Ketika hendak membunuhnya, mereka terkejut mendapati kamarnya hanyalah bantal dan guling.

Untuk mengelabui musuh ia pun menyuruh para prajurit menjaganya seolah ia yang sedang tidur. Ternyata ide Danang Sutawijaya berhasil mengecoh lawan. Mereka gagal membunuh Danang Sutawijaya.Baca Juga: Kalurahan Trihanggo Terima Hibah Ambulans untuk Kemaslahatan Umat

Sementara di Hutan Wanalipura Danang Sutawijaya justru mendapat ketentraman hati. Ia pun tak hentinya bermunajat di atas batu tersebut. Ia tak henti-hentinya berdoa dan berdzikir memohon pertolongan kepada Sang Pencipta. Ia yang akan diamanahi menjadi raja mulai merasakan kebimbangan. (Ditulis: Iis Suwartini UAD)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X