BANTUL, harianmerapi.com - Perhelatan Malam Seribu Bulan yang digelar oleh Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PWM DIY di kompleks sekolah SMK Muhammadiyah 1 Bantul, Selasa (26/4/2022) malam berlangsung meriah.
Selain ditampilkan berbagai kesenian seperti baca puisi, geguritan, macapatan, suluk dan orkes keroncong yang menarik dalam acara itu adalah talk show bertajuk Peran Seni Budaya dalam Memberantas Kejahatan Jalanan.
Menurut Ketua LSBO PWM DIY Akhir Lusono, tema ini sengaja diusung dalam kegiatan itu melihat kejahatan jalanan atau klitih eperti mulai menjadi persoalan bersama masyarakat Yogyakarta saat ini.
Sehingga dibutuhkan solusi untuk meredakan kejahatan yang justru banyak dilakukan oleh anak-anak muda ini dengan cara-cara yang bijaksana.
"Untuk itulah tema ini kita ambil guna memberikan pencerahan bagi masyarakat luas agar dapat menangkal perilaku menyimpang itu dengan cara berkesenian," ucap Akhir Lusono.
Dalam talk show itu terungkap, pentingnya peran orangtua menjadi pendamping bagi anak-anak di saat berada di rumah terutama ketika dalam penggunaan piranti android.
Hal itu disampaikan Dr.Dra Sarjilah, M.Pd, Kepala BBPPMPV Seni Budaya Yogyakarta.
Menurut Sarjilah, pendampingan itu sangat penting jangan sampai anak anak membuka konten konten kekerasan yang banyak beredar di dunia sosmed saat ini.
"Sebagai orangtua pastinya prihatin dengan semakin maraknya kekerasan di jalanan yang ternyata dilakukan oleh anak-anak usia sekolah."
"Ini membutuhkan peran serta kita untuk terus mendampingi meraka saat di rumah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anak kita," ucap Sarjilah.
Sementara itu dalam pandangan Budayawan Muhammadiyah Ki H. Ashad Kusumadjaya, mendengarkan musik cadas juga dapat mempengaruhi perilaku serta temparamen anak-anak muda.
Pengaruh musik bagi anak-anak muda ternyata dapat memberikan berbagai efek, baik itu dampak positif dengan membangun semangat hidup tetapi juga bisa negatif dengan perilaku brutal.