harianmerapi.com - Jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ada, hubungan dengan China telah terbina. Kala itu hubungan dengan kerajaan-kerajaan yang ada di nusantara.
Raja Majapahit misalnya tercatat saling berkirim duta atau utusan untuk mengabarkan berbagai informasi terkait situasi terbaru kerajaan dan perkembangannya. Terutama dinasti yang berkuasa.
Hubungan Indonesia dan China saat ini merupakan kelanjutan dari hubungan nenek moyang. Hubungan Nusantara dan China.
Baca Juga: Sejarah Hari Batik Nasional yang Diperingati Tiap Tanggal 2 Oktober
Dalam catatan sejarah, di nusantara ada dua kerajaan besar yakni Sriwijaya dan Majapahit. Meski dalam masa sejarah yang berbeda, keduanya menjalin hubungan kekeluargaan sangat erat dengan China.
Sriwijaya misalnya pada abad ke 7, berhubungan dengan Dinasti Tang yang saat itu berkuasa. Sadangkan Majapahit eksis di pada zaman Dinasti Ming pada abad ke-14 sampai 15.
Kerajaan Majapahit berdiri pada akhir abad ke-13 dan ada kaitannya dengan Dinasti Yuan. Jadi, Majapahit sudah tidak asing lagi bagi Tiongkok. Sedangkan Dinasti Ming sebagai pengganti Dinasti Yuan.
Catatan sejarah hubungan erat antara Dinasti Ming dan Majapahit dapat ditemukan pada kitab-kitab sejarah Dinasti Ming. Sastrawan dan ahli sejarah hubungan Nusantara - China Prof Liang Liji, menulisnya dalam buku 'Dari Relasi Upeti ke Mitra Startegis'.
Baca Juga: Investor Tak Perlu Was-was, Dampak Larangan Transaksi Kripto oleh Bank Sentral China Hanya Temporer
Dikatakan karena Dinasti Ming menggantikan Dinasti Yuan, Majapahit pun menjadi salah satu kerajaan di Nusantara yang perlu mengetahui tentang berdirinya Dinasti Ming. Dalam kitab sejarah Dinasti Ming Majapahit disebut " Negeri Jawa".
Dalam Tai Zu Shi Lu (Catatan Kejadian Aktual Tai Zu) jilid 39 ada catatannya sebagai berikut (Bulan 2 tahun 1369) Kaisar mengirim Wu Yong, Yan Zhong Lu, dan Yang Zai sebagai utusan ke Campa, Jawa, Jepang, dan lain-lain.
Dalam surat titah yang disampaikan kepada Raja Jawa, Kaisar bersabda, "Tiongkok adalah pusat kekaisaran yang sah sejak dahulu kala, kemudian diserobot oleh bangsa Hu (bangsa Mongol) hingga ratusan tahun lamanya, ketatasusilaannya menjadi carut-marut, adat istiadatnya diporakporandakan.
Oleh sebab itu, beta memimpin pasukan pemberontak untuk melawannya. Setelah 20 tahun berjuang, alam semesta pun tenang kembali.