budaya

Berbagai Karya Dipamerkan di Festival Seni Cetak Grafis ‘Trilogia’

Minggu, 8 Desember 2024 | 15:55 WIB
Pameran di gelaran Festival Seni Cetak Grafis ‘Trilogia’, Galeri R.J. Katamsi Kampus ISI Yogyakarta ( Foto : Wahyu Turi K)

HARIAN MERAPI - Kolektif seni cetak grafis, Krack!, dalam rangka merayakan keragaman praktik dan pengetahuan budaya cetak menggelar Festival Seni Cetak Grafis ‘Trilogia’ 2024 pada 7-20 Desember.

Direktur Festival ‘Trilogia’, Sukma Smita mengatakan tema besar yang diangkat dalam festival ini adalah ‘Watak’.

Seperti halnya watak seni cetak grafis, yakni distributif, repetitif dan reproduktif, dengan tema tersebut festival ini mengajak kita untuk menelusuri dan memeriksa kembali perkembangan cara berpikir dan praktik seni cetak grafis sebagai cermin budaya cetak serta keseharian masyarakat.

“Trilogia ini kita membayangkan akan memecah beberapa gagasan cetak grafis menjadi 3 seri, salah satunya watak. Berangkat dari praktik yang kita kerjakan, riset yang kita temukan, kita pengen mendefinisikan ulang apa itu seni cetak grafis khas Indonesia, atau yang berwatak seperti Indonesia,” kata Sukma, Sabtu (7/12/2024).

Baca Juga: Pemerintah janji tidak ada kenaikan iuran BPJS pada 2025 mendatang

Ia menyampaikan, dengan merayakan praktik dan pengetahuan seni cetak grafis, sama halnya dengan merefleksikan budaya masyarakat, memaknai ulang politik keseharian.

Festival edisi pertama ini diharapkan menjadi awal yang segar, berkualitas, dan menyenangkan.

“Ini adalah festival kami yang pertama. Kami ingin merayakan seni cetak grafis, tidak hanya dalam ranah seni rupa kontemporer tapi juga yang berlangsung dalam praktik keseharian. Seni cetak grafis ada di sekitar kita, di kehidupan kita sehari-hari,” terangnya.

Festival ini menyuguhkan empat kegiatan utama. Pertama adalah Pameran pada 7-20 Desember di Galeri R.J. Katamsi Kompleks Kampus ISI Yogykarta.

Baca Juga: Sabar, keputusan PPDB sistem zonasi masih dalam kajian pemerintah

Pameran yang dibuka untuk publik ini menyuguhkan berbagai karya seni, arsip serta benda-benda keseharian yang berkaitan dengan seni cetak grafis.

Masing-masing dipresentasikan di tiga lantai dengan kerangka kuratorial yang saling berhubungan. Pertama, pameran bertajuk ‘Ada dan Berlipat Ganda’ akan menyuguhkan arsip-arsip sejarah seni cetak grafis di Indonesia dari era kolonial Belanda hingga Orde Baru dalam konteks propaganda.

Selanjutnya, pameran bertajuk ‘Artist Proof’ memamerkan berbagai karya seni kontemporer sebagai perluasan seni cetak grafis.

Terakhir, pameran bertajuk “Cetak Aksi: Dari Kamar Gelap ke Lapak Terang” akan menyuguhkan gugusan benda-benda keseharian yang menggambarkan bagaimana kita telah menubuh dengan budaya cetak itu sendiri dalam balutan hobi hingga konsumerisme.

Baca Juga: Ingat! Jangan beli antibiotik tanpa resep dokter, ini bahayanya

Halaman:

Tags

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB