Tampilkan Tari Ratoh Jaroe asal Aceh, tim tari ini raih Special Jury Award pada FESCO 2023 di Malaysia

photo author
- Selasa, 25 Juli 2023 | 14:30 WIB
Tim tari Madrasah Mu;allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dengan menampilkan tari Ratoh Jaroe berhasil meraih award di FESCO 2023.  (Dok. Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta)
Tim tari Madrasah Mu;allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dengan menampilkan tari Ratoh Jaroe berhasil meraih award di FESCO 2023. (Dok. Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta)

HARIAN MERAPI – Selain Tari Saman, Aceh juga memiliki sejumlah tarian lain yang sudah dikenal hingga tingkat internasional. Salah satunya, Tari Ratoh Jaroe.

Bahkan sejak 2011, Tari Ratoh Jaroe mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya internasional.

Wajar saja, jika tarian Tari Ratoh Jaroe ini termasuk daya tarik tersendiri bagi para turis saat berkunjung ke Aceh.

Baca Juga: Perajin jamu tradisional JHM asal Sedayu semangat ikut pelatihan peningkatan mutu dan pemasaran jamu dari UMBY

Kekhasan Tari Ratoh Jaroe ini, antara lain dibawakan oleh perempuan dengan iringan syair religius.

Dimaknai pula sebagai wujud semangat, jiwa pemberani dan pantang menyerah para wanita Aceh.

Suatu pilihan yang tepat pula bagi tim tari Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menampilkan tari Ratoh Jaroe ketika mengikuti Festival of Colour of the World (FESCO) 2023.

Event budaya bergengsi bagi generasi muda tersebut digelar di Chancellor Hall, Universitas Teknologi Petronas, Malaysia, baru-baru ini.

Baca Juga: Kiat hindari modus penipuan kenaikan biaya transaksi, ini langkah-langkahnya

Menurut Direktur Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Unik Rasyidah MPd, dalam FESCO 2023 tim tari yang diperkuat beberapa anak didiknya tersebut berhasil meraih Special Jury Award.

“Alhamdulillah, selain bisa meraih award, ajang perlombaan seni-budaya tersebut juga dapat memperkuat mentalitas anak-anak didik kami di tingkat internasional,” paparnya.

Selain itu, lanjut Rasyidah, dengan mengikuti event-event budaya di luar negeri akan menambah wawasan dan pemahaman yang lebih luas lagi terkait dengan budaya dari luar negeri.

“Tak kalah penting, ketika anak-anak didik kami melihat budaya di luar negeri yang beragam akan memupuk rasa toleransi. Semoga ke depan, kami bisa mengikuti event seni budaya di luar negeri lebih bervariatif,” urainya.

Baca Juga: Bagaimana menstimuli kesehatan otak, inilah tips dari psikolog UGM

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X