Sanggar Tari Nuansa Tradisi dan Bregada Rekso Winongo dihadirkan di Alkid Kraton Yogyakarta, ini alasannya

photo author
- Senin, 8 Mei 2023 | 10:00 WIB
Suguhan seni tari dari Sanggar Tari Nuansa Tradisi maupun kirab Bregada Rekso Winongo saat tampil di Alun-alun Selatan Kraton Yogyakarta.  (Foto: Sulistyanto)
Suguhan seni tari dari Sanggar Tari Nuansa Tradisi maupun kirab Bregada Rekso Winongo saat tampil di Alun-alun Selatan Kraton Yogyakarta. (Foto: Sulistyanto)

HARIAN MERAPI- Suasana Alun-alun Selatan atau biasa disebut pula Alun-alun Kidul (Alkid) Kraton Yogyakarta tampil beda dengan hari-hari biasa, Minggu (7/5/2023) lalu.

Pasalnya, Alkid Kraton Yogyakarta pada hari tersebut digunakan sebagai tempat pelaksanaan lomba atau konkurs perkutut tingkat nasional bertajuk, Konkurs Perkutut Paku Alam Cup 2023.

Pada saat prosesi pembukaan konkurs, di barat Sasana Hinggil Dwi Abad kompleks Alkid Kraton Yogyakarta, antara lain ada suguhan tari yang sudah biasa ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu, yakni Tari Montro.

Baca Juga: Diwarnai Blunder De Gea, Manchester United Tumbang 0-1 di Markas West Ham

Enam penarinya berasal dari Sanggar Tari Nuansa Tradisi, Sabdodadi Bantul. Sedangkan kirab Bregada Rekso Winongo dari Ngampilan Yogya, yakni membawa piala bergilir Paku Alam Cup untuk diserahkan ke panitia konkurs.

Baik para penggemar perkutut (kung mania) dari berbagai daerah di Indonesia maupun warga yang sedang jalan-jalan/olahraga di kawasan Alkid Kraton Yogyakarta antusias menonton tari-tari maupun kirab bregada tersebut.

“Ini termasuk event istimewa, saya merasa rugi kalau tidak hadir untuk menonton. Apalagi ada kirab bregada dan suguhan seni tari dengan penari masih muda-muda,” papar Suyoto asal Bantul saat ditemui di sela-sela acara.

Sementara itu Pimpinan Sanggar Tari Nuansa Tradisi, Tatik Ardiyati SSn mengungkapkan, ditampilkannya Tari Montro sesuai permintaan dari pihak panitia.

Baca Juga: Klasemen Medali SEA Games 2023: Disalip Thailand, Indonesia Tergeser ke Posisi Ketiga

“Tari ini cocok ditampilkan di berbagai acara termasuk untuk menyambut kedatangan tamu-tamu. Gerakan-gerakan tarinya agak mirip dengan Tari Badui maupun Kuntulan yang masih eksis di kawasan Sleman,” papar Tatik.

Lulusan ISI Yogyakarta ini menambahkan, suatu hal menggembirakan jika berbagai acara tingkat nasional bisa menghadirkan pula kesenian tradisional seperti tari-tarian. Antara lain akan bisa mendukung lestarinya kesenian tari-tarian.

Khusus di sanggar tarinya, sebut Tatik, saat ini ada sekitar 35 cantrik (siswa yang belajar menari). Latihan seminggu sekali, untuk umur TK-SD ada 20 cantrik dan SMP-SMA ada 15 cantrik. Selain itu, ia juga mengajar ekskul tari di beberapa sekolah.

Sedangkan Koordinator Bregada Rekso Winongo, Jarot Estiyanto menjelaskan, pihaknya sudah biasa diundang untuk mendukung ataupun menyemarakkan berbagai acara.

Baca Juga: Raih Medali Emas di IFSC World Cup 2023 Jakarta, Raharjati Nursamsa Ingin Pecahkan Rekor Dunia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X