Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

photo author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
 Suasana pelaksanaan diskusi dan bedah buku sastra rangkaian acara Panen Karya di kompleks Joglo Panembahan, Jogja.  (Foto: Sulistyanto)
Suasana pelaksanaan diskusi dan bedah buku sastra rangkaian acara Panen Karya di kompleks Joglo Panembahan, Jogja. (Foto: Sulistyanto)

Ons Untoro pun menegaskan, seseorang layak disebut penyair ketika dapat menulis puisi secara berkesinambungan, bahkan ketika tua tetap bisa aktif menulis, berbeda dengan penari.

“Jika hanya menulis satu dua puisi, bahkan juara menulis dan membaca puisi, tapi terus berhenti berkarya menulis puisi, tak dapat disebut sebagai penyair,” tandas Ons.

Tak kalah penting, sebutnya, baik yang masih pemula maupun sudah lama menerjuni penulisan karya puisi, soal gemar membaca tak dapat disepelekan.

Ia mengibaratkan, membaca adalah bahan bakar agar dapat terciptanya karya-karya puisi berbobot ataupun bergizi. Bagi yang masih pemula, tema yang diangkat dapat yang dikenal, lebih dekat maupun yang disenangi dahulu.

Usai diskusi dan bedah buku tersebut, masih rangkaian Panen Sastra dilanjutkan pembacaan cerpen, misalnya oleh Mustofa W Hasyim serta Maharani Khan Jade (putri dari penyair asal DIY, Evi Idawati).*

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X