Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

photo author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
 Suasana pelaksanaan diskusi dan bedah buku sastra rangkaian acara Panen Karya di kompleks Joglo Panembahan, Jogja.  (Foto: Sulistyanto)
Suasana pelaksanaan diskusi dan bedah buku sastra rangkaian acara Panen Karya di kompleks Joglo Panembahan, Jogja. (Foto: Sulistyanto)

HARIAN MERAPI - Suasana kompleks Joglo Panembahan, Jogja lain dari biasanya sejak Minggu hingga Rabu (12-15/10/2025), sebab menjadi tempat digelarnya kegiatan bertajuk, Panen Sastra.

Terselenggaranya rangkaian acara Panen Sastra, antara lain karena ada kerja sama beberapa pihak terutama Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dan Balai Bahasa Yogyakarta (BBY).

Menurut Pengarah Kegiatan Panen Sastra, Tedi Kusyairi, kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Temu Karya Sastra (TKS) 2025 yang rutin digelar setiap tahun.

Baca Juga: Sastra berperan sebagai penopang peradaban bangsa Indonesia

“Pelaksanaan TKS kelima sudah digelar pada Mei 2025 lalu. Selanjutnya disambung kegiatan Panen Sastra selama empat hari dengan beragam rangkaian acara,” ungkap Tedi.

Ditemui di sela-sela acara, Tedi menjelaskan beberapa rangkaian yang diselenggarakan dalam kegiatan tersebut, antara lain diskusi dan bedah buku sastra (peserta TKS 2025 maupun komunitas sastra) serta pameran buku.

Masih ada lagi, pameran lukisan alih media sastra, pentas musik, sastra dan teater, lomba maos aksara Jawa, BIPA/bedah buku serta lomba baca geguritan dan cerpen.

Baca Juga: Rayakan Seabad Pramoedya Ananta Toer dengan Pentas Teater 'Bunga Penutup Abad'

“Kegiatan juga disemarakkan beberapa Stand UMKM seperti menyediakan makanan-minuman, produk berbasis jasa hingga buku. Mulai dari siswa sekolah sampai komunitas sastra dapat hadir di rangkaian acara,” urai Tedi.

Diskusi dan bedah buku sastra antara lain ada yang menghadirkan narasumber Ons Untoro dan Latief Noor Rochmans. Kedua narasumber ini aktif pula di Paguyuban Sastra Budaya Jawa (Pasbuja) Kawi Merapi Sleman.

Menurut Latief, tak sedikit generasi muda mempunyai potensi dapat menulis puisi berkualitas secara berkesinambungan, dan layak disebut penyair.

Baca Juga: Seniman Kartun Top Tanah Air Sambut International Cartoon Festival 2025 di Kota Lama Semarang

“Berbagai upaya dapat dilakukan agar generasi muda menjadi penulis puisi yang baik, seperti dengan mendapat binaan atau bimbingan secara tertata maupun terkonsep matang,” ungkapnya.

Dengan dilaksanakannya rangkaian TKS rutin setiap tahun lalu disambung pula dengan Panen Karya, sebut Latief, termasuk bagian dari menggali potensi generasi muda menerjuni bidang sastra termasuk puisi.

“Saat digelar Pertemuan Penyair Nusantara 2025 lalu, terdapat juga generasi muda, meski tak lebih 10 orang. Untuk karya puisi yang masuk antologi dari 700 puisi diambil 230 puisi dan beberapa ada karya dari mahasiswa,” jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X