HARIAN MERAPI - Nglarak Blarak merupakan tradisi dan permainan tradisional khas Kabupaten Kulon Progo yang menggabungkan seni, olahraga, dan hiburan.
Nglarak Blarak atau Nglabrak tercipta dari kebiasaan masyarakat Kulon Progo yang kebanyakan menderes nira kelapa untuk diproduksi menjadi gula jawa.
Ditelaah dalam arti bahasa, Nglabrak berarti menabrak atau melawan. Hal ini memberikan arti bahwa permainan Nglarak Blarak sebagai motivasi untuk melawan semua hal negatif yang ada, baik itu kebodohan maupun kemiskinan.
Baca Juga: Menteri UMKM dorong cerutu Temanggung tingkatkan skala produksi dan pemasaran
Makna filosofi lain dari Nglarak Blarak yakni gotong rotong dan kerjasama yang baik untuk terus maju.
Semangat perjuangan dalam Nglarak Blarak menjadi representasi para pemuda Kulon Progo dalam melawan kemiskinan yang kian lama melanda masyarakat.
Melansir situs web resmi Kalurahan Banjaroyo, Nglarak Blarak merupakan permainan tradisional Kulon Progo yang diciptakan oleh Joko Mursito (Kalurahan Banjaroyo, 2019).
Nglarak Blarak terdiri dari kata 'Nglarak' yang berarti menyeret dan 'Blarak' yakni
pelepah pohon kelapa.
Baca Juga: Meski Bukan Kebijakan Menteri, Mendikdasmen Akui Tidur Siang di Sekolah Adalah Hal yang Baik
Maka, tradisi Nglarak Blarak menjadi permainan menyeret pelepah pohon kelapa yang dilakukan oleh satu tim.
Bahan utama blarak atau pelepah daun kelapa tersebut masih utuh dengan dilengkapi lidi dan janur. Tradisi Nglarak Blarak sering ditampilkan setiap tahunnya pada Hari Ulang Tahun Kabupaten Kulon Progo.
Permainan ini juga berfungsi sebagai filter terhadap pengaruh permainan asing yang tidak sesuai dengan karakter anak muda di Indonesia.
Selain itu, permainan ini juga membantu generasi muda mencintai dan bangga dengan permainan tradisional negara Indonesia itu sendiri.
Baca Juga: Rendah hati salah satu ciri orang yang beruntung
Awalnya, permainan ini hanyalah tradisi yang dimainkan oleh anak-anak desa di Area Perbukitan Menoreh di Kulon Progo.