HARIAN MERAPI - Makam Pangeran Blitar di Padukuhan Jitar Kulon, Sumberarum, Moyudan, Sleman, dipercaya keramat dan menjadi tempat laku tirakat.
Keberadaan makam Pangeran Blitar di Padukuhan Jitar Kulon, Sumberarum, Moyudan, Sleman, hingga kini masih dilestarikan sebagai makam pepunden.
Seorang warga setempat bahkan memperindah cungkup makam Pangeran Blitar di Padukuhan Jitar Kulon, Sumberarum, Moyudan, Sleman, dengan keramik dinding.
Baca Juga: Pemimpin Adil dan Amanah
Sudarmaji (68), warga setempat rela menggunakan uang pribadi dan memasang sendiri keramik dinding cungkup makam Pangeran Blitar.
Dia mengaku memperindah cungkup makam Pangeran Blitar karena sudah menjadi nazar yang diucapkannya sejak tahun 2017.
"Waktu itu saya janji kalau diberitahu riwayat Pangeran Blitar, cungkupnya akan saya buat bagus," kata Sudarmaji di sela memasang keramik dinding, Selasa (9/1/2024).
Pada tahun 2017, Sudarmaji mengaku bisa berkomunikasi dengan sosok gaib Pangeran Blitar yang menjelaskan riwayatnya.
Baca Juga: Adu Gagasan Antikorupsi, KPK Undang Capres-Cawapres pada 17 Januari 2024
Menurut Sudarmaji, Pangeran Blitar itu bernama asli Adipati Anom Pangeran Joyowilogo. Sedangkan, ayahandanya bernama Joyokusumo.
"Joyokusumo berasal dari Blitar Jawa Timur, yang hidup di masa akhir Majapahit Hayam Wuruk," kata Sudarmaji, yang merupakan purnawirawan Polri ini.
Dari komunikasi gaib pula, Sudarmaji menuturkan ketika terjadi perang, Joyokusumo melarikan diri ke Kartosuro.
Joyokusumo kemudian menjadi punggawa pada zaman Sunan Mangku Rat I, dan dijodohkan dengan Sulastri, salah seorang bibi Pangeran Samber Nyawa.
Baca Juga: Pembunuh Pedagang Buah di Pasar Kramat Jati Jaktim Terancam 15 Tahun Penjara
Terkait keberadaan makam Pangeran Blitar, Sudarmaji mengatakan jika pada zaman itu Joyowilogo memang menetap di Padukuhan Jitar.