Menurutnya, saat itu di kawasan Padukuhan Jitar banyak terdapat padepokan dan tempat berburu binatang yang menyenangkan.
"Ketika meninggal, Joyowilogo dimakamkan di sini dan disebut-sebut sebagai Pangeran Blitar karena asalnya dari Blitar," kata Sudarmaji.
Sudarmaji pun menduga, jika nama Padukuhan Jitar juga berasal dari kata Blitar yang karena dialek setempat menjadi Jitar.
Baca Juga: Status Awas, Gunung Lewotobi Laki-laki Mengalami Peningkatan Energi Erupsi
Kini, Makam Pangeran Blitar di Padukuhan Jitar Kulon Sumberarum Moyudan Sleman, ini masih dikenal keramat.
Lokasinya berada di ujung paling timur, dengan bangunan cungkup dan emperan tempat para pelaku tirakat bisa merebah.
Menurut Sudarmaji, di sebelah makam Pangeran Blitar juga dimakamkan kuda tunggangannya semasa hidup yang bernama Aswatama.
Baca Juga: Penyidik Minta Keterangan Ahli Terkait Laporan terhadap Roy Suryo
Sudarmaji mengatakan, hingga sekarang masih banyak orang yang datang tirakat di Makam Pangeran Blitar.
Namun demikian, fakta tutur dari Sudarmaji tersebut hanya salah satu saja dari sekian versi riwayat Pangeran Blitar di Padukuhan Jitar Kulon, Sumberarum, Moyudan, Sleman.
Masih ada lagi fakta tutur dari nenek moyang setempat, yang menyebut jika Pangeran Blitar banyak meninggalkan warisan pusaka. *
