Ekonomi Indonesia tumbuh pada kuartal II tahun 2022, jaga daya beli masyarakat dan genjot belanja

photo author
- Sabtu, 6 Agustus 2022 | 10:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.  (ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian)

HARIANMERAPI.COM - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengungkapkan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di kuartal II lebih disebabkan oleh konsumsi masyarakat.

Menurut Huda, pada kuartal II, ada beberapa momen yang memicu naiknya konsumsi masyarakat.

Perlu diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2022 sebesar 5,44% secara tahunan (year on year/yoy).

Baca Juga: KIB diharap konsisten memperjuangkan politik kebangsaan sekaligus menolak politik identitas

Pertumbuhan ini diperkirakan masih akan berlanjut di kuartal III dan IV sehingga Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan 5,2% di 2022.

"Kalau kita lihat sebenarnya yang naik cukup tinggi adalah konsumsi masyarakat. Ini naik sekitar 5,51 persen. Jadi yang kuartal dua ini sangat tertolong dengan konsumsi masyarakat. Ada momen Ramadan, Idulfitri, serta persiapan ajaran baru. Makanya kalau kita lihat pertumbuhan konsumsi masyarakat itu naik tajam sekali," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, konsumsi masyarakat menyumbang 50% dalam PDB. Hal itu menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,44% pada kuartal II.

Baca Juga: Pengamat politik: Airangga mesti cermat sikapi dinamika internal KIB dan Golkar yang masih sangat kuat

Meski demikian, Huda memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tidak akan seimpresif kuartal II. Hal itu disebabkan tidak ada momen yang mendorong konsumsi masyarakat.

"Kuartal III tidak ada momen untuk tumbuh lebih cepat. Jadi kita akan menyaksikan pertumbuhan ekonomi akan melambat di Kuartal III," terusnya.

Pada kuartal IV, pertumbuhan ekonomi bisa ditingkatkan lagi. Dengan catatan, inflasi bisa ditekan serendah mungkin. Menurutnya, kenaikan harga komoditas dalam negeri akan memicu inflasi karena menekan daya beli masyarakat.

"Bahkan kalau inflasi terlalu tinggi, pertumbuhan ekonomi bisa di bawah 5%," tandasnya.

Baca Juga: Soal Capres dan Cawapres, DPD Partai Golkar Provinsi se-Indonesia menyerahkan kepada Ketum Airlangga Hartarto

Huda mengungkapkan ada beberapa faktor yang menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti konsumsi masyarakat, investasi, dan ekspor. Dari ketiga faktor tersebut, konsumsi masyarakat adalah yang paling utama. Oleh sebab itu, pemerintah diharapkan mampu menekan inflasi agar tidak terlalu tinggi agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X