UMKM Pantang Menyerah Dihantam Wabah

photo author
- Senin, 20 Desember 2021 | 14:15 WIB
Lisna menyiapkan menu dagangan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.  (Sutriono)
Lisna menyiapkan menu dagangan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. (Sutriono)

JOGJA, harianmerapi.com - Lisna Novitasari (37) merapikan menu dagangannya. Ada ayam, tempe, tahu dan terong yang disajikan ala geprek dan bakar. Seperti pagi-pagi sebelumnya, ia berharap pembeli kembali ramai. Meski hal itu tak lagi mudah, sejak pandemi Covid-19 mewabah di Jogja.

“Saya harus tetap jualan,” kata Lisna membuka perbincangan, belum lama ini.

Lisna membuka Ayam Geprek dan Bakar Njero Ndeso. Lokasi warungnya di tengah perkampungan di Jalan Parangtritis Rendeng Kulon, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Dua tahun sudah berjalan. Pelanggannya kian bertambah sejak bergabung aplikasi penyedia pesan-antar makanan online.

Baca Juga: Kementerian BUMN dan BRI Dukung UMKM Naik Kelas, Ini Jurusnya

Lisna pantang menyerah meski omzetnya pernah anjlok hingga 50 persen dan belum sepenuhnya pulih hingga kini. Bersama suaminya, pandemi ia hadapi dengan sekuat hati. Jualan online tetap jalan. Begitu pula jualan offline, yang ia gencarkan promosinya. Ia sadar karena sebagian besar modal usahanya adalah pinjaman dari bank.

Lisna berusaha menjaga cita rasa dan higienitas makanan sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di kedainya juga disediakan tempat cuci tangan dengan sabun. Ia pun selalu memakai masker dengan harapan pembeli maupun driver ojek online yang datang, sama-sama merasa nyaman dan aman dengan tatanan hidup baru di tengah pandemi ini.

Kebiasaannya menerapkan protokol kesehatan ternyata berimbas pada pesanan yang sedikit demi sedikit mulai mengalir kembali. Walau masih jauh dari omzet seperti sebelum pandemi, tetap ia syukuri. Pelanggan pun mulai bervariasi, tak melulu kalangan mahasiswa. Dari tetangga kanan kiri, hingga instansi untuk makan siang. Bungkus lauk tanpa nasi pun tetap dilayani.

Baca Juga: KPPU, Grab dan Dinas Koperasi dan UKM DIY Gelar Talkshow Kemitraan dan Pelatihan UMKM

Tiap paket ayam greprek atau ayam bakar dijual antara Rp 18.000 hingga Rp 20.000. Adapun sajian minumannya seperti Es Campur Ndeso hingga Es Cappucino Cincau Njero Ndeso yang dijual Rp 6.500-Rp 7.500.

“Saat bulan puasa, saya sebar pamflet untuk menu paket berbuka. Alhamdulillah ada yang nyantol dan nambah pelanggan baru. Saya juga bantu hadiah semampunya dalam perayaan Agustusan sekalian untuk promosi,” kata Lisna yang berharap, pandemi ini segera berakhir agar sumber mata pencaharian keluarganya tersebut kembali lancar.

Potensi UMKM

Jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di DIY sangat banyak. Potensinya bahkan mencapai 300 ribu UMKM. Jumlah UMKM diperkirakan meningkat seiring makin banyak warga yang terdampak pandemi. Di antara pelaku UMKM tersebut kehilangan pekerjaan, dirumahkan hingga kena pemotongan gaji, sehingga harus mencari tambahan penghasilan.

Baca Juga: Goll...Aborasi Bisnis Online Bikin UKM Jogja Makin Semangat Jualan Online

“Pandemi Covid-19 membawa dampak sangat serius terhadap bisnis UMKM di DIY,” kata Kepala Dinas Koperasi UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X