Sarasehan, pentas seni hingga final lomba macapat maupun geguritan warnai Festival Keistimewaan Yogyakarta 2025

photo author
- Minggu, 30 November 2025 | 08:00 WIB
Peraih juara lomba macapat dan geguritan Festival Keistimewaan Yogyakarta 2025 saat foto bersama dengan sebagian panitia.  (Foto: Istimewa   )
Peraih juara lomba macapat dan geguritan Festival Keistimewaan Yogyakarta 2025 saat foto bersama dengan sebagian panitia. (Foto: Istimewa  )

 

HARIAN MERAPI- Kompleks Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY, akhir pekan kemarin, lain dari biasanya. Sebab, menjadi tempat pelaksanaan Festival Keistimewaan Yogyakarta (FKY) 2025.

Kegiatan yang diprakarsai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY bersama DPAD DIY tersebut sebagai ruang literasi budaya yang representatif bagi tumbuhnya pemahaman dan praktik nilai-nilai keistimewaan.

Termasuk pula sebagai penguatan nilai-nilai budaya, sejarah dan identitas DIY kepada generasi muda, khususnya siswa-siswi SMA/SMK/MA se-DIY.

Baca Juga: Berlibur dengan kendaraan pribadi, ini komponen yang harus dicek

Menurut Kepala Disdikpora DIY, Drs Suhirman MPd, festival tersebut dihadirkan, merupakan bagian wujud peringatan atas Hari Keistimewaan Yogyakarta yang bisa memberi banyak manfaat.

“Sekaligus momentum untuk merayakan kekayaan budaya, pemerintahan khas dan filosofi kehidupan masyarakat DIY yang dapat diwariskan turun-temurun,” paparnya.

Tak kalah penting, sebut Suhirman, melalui FKY 2025 tersebut, pemerintah daerah berupaya memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat DIY.

Sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis budaya. Apalagi, keistimewaan DIY tak hanya dimaknai secara simbolik.

Tetapi turut diwujudkan dalam pelestarian budaya dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Diharapkan pula menghasilkan duta-duta Pendidikan Khas Kejogjaan (PKJ) yang mampu menyampaikan nilai budaya secara berkelanjutan.

Sedangkan Sarasehan Keistimewaan FKY 2025 menghadirkan narasumber utama, yaitu KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) serta Drs Bambang Wisnu Handoyo MM.

Baca Juga: Redam hoaks, perlu kolaborasi lintas sektoral, begini pandangan Wamenkomdigi Nezar Patria

Gus Muwafiq antara lain memaparkan, apabila gawai masa kini menggunakan Aksara Jawa sebagai sistem dasar, generasi muda pun akan mahir dalam konteks budaya Jawa.

“Sebagaimana negara lain seperti Cina, Korea dan Jepang yang mempertahankan aksara mereka dalam perkembangan teknologi,” tandas Gus Muwafiq.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X