Seminar Catur Sagatra 2025 Pererat Silaturahmi Empat Istana Trah Mataram Islam

photo author
- Senin, 15 Desember 2025 | 21:00 WIB
Seminar Catur Sagatra 2025 yang diselenggarakan Pemda DIY.  (Dok. )
Seminar Catur Sagatra 2025 yang diselenggarakan Pemda DIY. (Dok. )

HARIAN MERAPI — Empat istana trah Mataram Islam berkumpul dalam ruang silaturahmi dan dialog budaya melalui Seminar Catur Sagatra 2025 yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Dinas Kebudayaan DIY.

Kegiatan tahunan ini mempertemukan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kasultanan Ngayogyokarta Hadiningrat, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.

Catur Sagatra menjadi wadah pertemuan antarkeraton untuk menggali, mendiskusikan, serta membagikan nilai-nilai tradisi kepada masyarakat.

Baca Juga: Dana Belum Cair, SPPG Dukuh Salatiga Berhenti Sementara, Ribuan Siswa Tak Bisa Makan Bergizi Gratis

Pada tahun 2025, agenda ini diisi dengan seminar bertajuk “Kalyana: Olah Pikir, Olah Raga, dan Olah Jiwa”, yang mengangkat perspektif kebudayaan dalam memaknai kesehatan dan keseimbangan hidup.

Melalui tema tersebut, para peserta diajak mengeksplorasi kearifan dari masing-masing istana sebagai pusat kebudayaan yang memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan dan dibagikan secara bersama.

Konsep wellness dibahas tidak semata sebagai tren modern, tetapi sebagai praktik budaya yang telah lama hidup dalam tradisi istana.

Dalam seminar ini, wellness dipahami sebagai upaya mengolah pikir, raga, dan jiwa melalui berbagai laku budaya, mulai dari seni tari, aktivitas spiritual, hingga kegiatan yang meneduhkan hati dan rasa, termasuk membatik. Beragam praktik tersebut didiskusikan sebagai inspirasi pengembangan kebudayaan, khususnya dalam merespons isu kesehatan mental dan kesehatan jiwa yang semakin mendapat perhatian di masyarakat.

Baca Juga: Pemancing Hanyut di Sungai Boyong Ngaglik Sleman Ditemukan Meninggal Dunia dalam Kedalaman 3 Meter

Salah satu narasumber, G.R.Aj. Ancillasura Marina Sudjiwo dari Kadipaten Mangkunegaran, menyampaikan bahwa konsep wellness memiliki keterkaitan erat dengan budaya dan ritme hidup sehari-hari.

“Wellness itu berkaitan dengan budaya dan ritme hidup, kemudian diterjemahkan dalam upaya-upaya sederhana yang bisa dipraktikkan setiap hari. Ini menjadi kebutuhan untuk menjaga kualitas hidup,” katanya.

Ia menjelaskan, meskipun istilah wellness baru populer dalam beberapa tahun terakhir, nilai-nilai tersebut sejatinya telah diwariskan oleh para leluhur.

Baca Juga: Datang ke Temanggung, IS, warga Mlati Sleman mencuri motor Kawasaki Ninja di rumah pemotongan ayam. Ikat Kepala buka tabir pencurian

Menurutnya, Kadipaten Mangkunegaran memandang wellness sebagai keselarasan antara tubuh, rasa, dan pikiran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X