HARIAN MERAPI - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui Direktorat Riset dan Pengabdian (DRP) secara resmi melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat Tanggap Darurat Bencana bertajuk “UMY Rescue 2025.”
Program tersebut merupakan inisiatif kemanusiaan UMY dalam merespons bencana banjir besar yang melanda wilayah Sumatera, khususnya Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, Provinsi Aceh.
Prosesi penerjunan/pelepasan tim kemanusiaan melalui program “UMY Rescue 2025” dilaksanakan di Lobi Rektorat UMY, Kamis (18/12/2025), oleh Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMY, H Arba Riksawan Qomaru SE.
Baca Juga: Bapanas dan Bulog DIY salurkan bantuan Ppangan di Bantul dan Sleman
Wakil Rektor UMY Bidang Riset, Inovasi dan Hilirisasi, Dr dr Supriyatiningsih MKes SpOG dalam kegiatan tersebut menjelaskan, UMY merasa terpanggil untuk segera bergerak.
“Kami hadir bukan karena kesamaan suku, agama atau latar belakang, melainkan karena nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas yang menjadi landasan gerakan Muhammadiyah,” tegasnya.
Ditambahkan, seluruh misi kemanusiaan Muhammadiyah, termasuk yang dijalankan oleh UMY, berada dalam koordinasi organisasi, salah satunya melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Selain Tim UMY Rescue 2025 yang berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Muhammadiyah juga mengerahkan relawan MDMC yang siaga 24 jam.
“Dalam misi ini, Tim UMY Rescue 2025 akan bertugas selama kurang lebih dua pekan, dengan mandat kemanusiaan berupa pelayanan kesehatan terpadu, pendampingan psikososial serta upaya pemulihan kesehatan masyarakat pascabencana,” urainya.
Ketua Tim Pelaksana UMY Rescue 2025, Dr dr Sagiran SpB (K) KL MKes FICS mengatakan, keberangkatan para relawan UMY juga merupakan wujud rasa syukur atas nikmat keselamatan dari Allah SWT.
“Sekaligus amanah untuk menolong sesame, sehingga penting untuk mampu menjaga keikhlasan, ketangguhan mental dan kesiapan fisik dalam menjalankan misi kemanusiaan di wilayah terdampak,” harapnya.
Sedangkan anggota pelaksana tim pertama, Dr drg Laelia Dwi Anggraini SpKGA menjelaskan, selain didukung pendanaan dari Kemendikti Saintek, juga ada dukungan donasi dari beberapa pihak.
Baca Juga: Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten
“Antara lain, mendapat dukungan donasi dari dosen Fakultas Kedokteran, Ilmu Kesehatan, dan Kedokteran Gigi serta alumni FKIK UMY” paparnya.