HARIAN MERAPI – Petani empon-empon di kawasan perbukitan Kedungkeris, Nglipar, Gunungkidul, selama ini kerap menghadapi tantangan dalam memasarkan produk olahan pertanian mereka. Namun, berkat inovasi dalam pemasaran digital, permasalahan tersebut kini mulai teratasi.
Tidak hanya bergantung pada penjualan tradisional atau offline, produk olahan berbahan baku empon-empon dari petani Kedungkeris kini dapat dipasarkan secara online melalui platform yang dikembangkan oleh Masrukan, dosen Prodi Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram.
Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tanaman Obat Keluarga (TOGA) kini dapat mempromosikan dan menjual berbagai produk olahan hilir empon-empon, seperti simplisa, bumbu kering, jamu siap saji, dan wedang instan.
Baca Juga: Sambutan Hangat untuk 152 Mahasiswa Baru Teknik Lingkungan UII
"Saya berharap produk olahan empon-empon ini semakin memiliki daya saing dan mampu menembus pasar nasional maupun internasional. Dengan kualitas produksi yang terjaga, produk ini memiliki potensi besar untuk menjangkau pasar yang lebih luas," ungkap Masrukan.
Selain inovasi pemasaran, Masrukan juga memberikan pendampingan kepada para petani dalam produksi olahan pangan berbasis empon-empon yang baik dan benar. Program Kemitraan kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Kemdiktisaintek ini melibatkan praktisi rekayasa proses pengolahan, dosen Prodi Teknologi Pangan UWM, Eman Darmawan, serta ahli manajemen inovasi dan pemasaran, Bahri.
Baca Juga: Mensos lepas empat kontainer kerajinan dari Bantul ke Amerika
Eman Darmawan memberikan dorongan kepada kelompok tani untuk menciptakan produk turunan empon-empon, seperti bumbu instan yang memiliki daya simpan panjang tanpa tambahan pengawet. Sementara itu, Bahri mengedukasi kelompok tani mengenai pentingnya inovasi produk dalam mempertahankan loyalitas konsumen.
Dalam acara tersebut, tim PKM Universitas Widya Mataram juga menyerahkan bantuan berupa alat kemasan (packaging machine) dan food dehydrator untuk mendukung proses produksi yang lebih efisien dan higienis.
Rusdi Martono, Penasihat Kelompok Tani di Kelurahan Kedungkeris, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pendampingan dan bantuan yang diberikan. “Apa yang dikerjakan oleh tim PKM Universitas Widya Mataram sangat bermanfaat bagi pengembangan produk olahan pangan berbasis empon. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut untuk meningkatkan kesejahteraan petani empon-empon di Kedungkeris,” kata Kepala Kalurahan Kedungkeris ini.
Melalui terobosan tersebut diharapkan produk olahan empon-empon dari Kedungkeris tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan petani lokal, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas. *