Sementara itu Deputy Director, Pusat Sains Kelapa Sawit Instiper Yogyakarta, Dr. Ir. Agus Setyarso mengatakan, pembangunan yang berbasis sektor kerap kali luput dalam hal harmonisasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas. Menurutnya prospek pengembangan pada ekosistem karst bisa dimanfaatkan sumber dayanya untuk pembangunan tempat wisata, lingkungan, pendidikan, kehutanan, perkebunan, dan juga jasa. Namun dengan catatan tidak merusak kekayaan alam yang ada didalamnya.
Tak melulu siapa saja investor, menurutnya penerintah setempat jangan hanya mendorong masuknya investasi untuk menunjang perekonomian guna mengatasi masalah pengangguran. Melainkan juga melihat dampak berkelanjutan dari segala aspek. Dalam hal ini Dr. Agus menekankan pentingnya sebuah kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
“Jadi harusbditata. Karena ini adalah landscape karst yang rentan untuk kerusakan lingkungan," ujar Dr. Agus.
“Tujuan bersamanya adalah bio-produktivitas berkelanjutan, ekowisata berkelanjutan, dan lanskap berkelanjutan,” tandasnya. *