Balada sambal maut di Gunungkidul

photo author
- Selasa, 4 Juni 2024 | 10:00 WIB
ilustrasi (dok harianmerapi.com)
ilustrasi (dok harianmerapi.com)

ACARA sambelan kerabat di Padukuhan Tumpak, Kalurahan Ngawu, Playen Gunungkidul berujung duka. Dari 17 orang yang mengikuti sambelan, 12 orang diduga mengalami keracunan dan dibawa ke sejumlah rumah sakit.

Sedang seorang anak SD kelas 3, Kaureen Aqila Sukma (9) nyawanya tak tertolong setelah dibawa ke rumah sakit. Kasus ini masih ditangani pihak kepolisian dan dinas terkait.

Tentu peristiwa yang terjadi pekan lalu ini sangat menghebohkan masyarakat setempat. Bagaimana mungkin hanya menyantap sambal berakibat nyawa melayang.

Baca Juga: Real Madrid Resmi Datangkan Kylian Mbappe

Ada apa di balik sambal maut tersebut, apakah ada kandungan racun atau apa ? Inilah yang sedang diselidiki Dinas Kesehatan setempat.

Dalam beberapa kasus keracunan, biasanya korban tak sampai meninggal dunia, melainkan hanya menjalani rawat jalan atau rawat inap, namun setelah itu kembali pulih.

Keluhannya, sakit perut, mual dan pusing. Namun setelah korban dirawat, kembali pulih dan diperbolehkan pulang. Berbeda dengan Kaureen yang mengalami mual dan pusing, setelah 24 jam menyantap sambal, meski dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.

Baca Juga: 5 Langkah Sukses Memulai Ternak Ayam Kampung Rumahan

Apakah rumah sakit terlambat menangani ? Entahlah, masih perlu penyelidikan menyeluruh. Lebih penting lagi, penyelidikan diarahkan pada sambal atau makanan penyerta lainnya, yang dikonsumsi korban. Paling tidak, sampel makanan tersebut diteliti di laboratorium sehingga diketahui kandungannya, apakah terdapat zat beracun atau tidak.

Kiranya tak perlu menduga-duga sebelum hasil laboratorium keluar. Selanjutnya, perlu pula dilacak dari mana asal sambal tersebut, apakah beli dalam kondisi jadi atau membuat sendiri. Kalau membuat sendiri, selain cabai, bahannya penyertanya apa saja. Hal itu untuk memastikan kandungan yang terdapat dalam sambal.

Ini penting dilakukan agar peristiwa serupa jangan sampai terulang. Kalau sambal jadi, maka masih perlu diteliti siapa produsennya, dengan cara bagaimana memproduksinya dan sebagainya. Dengan melakukan penyelidikan dan penelitian secara komprehensif diharapkan segera diketahui penyebab keracunan.

Baca Juga: Keteladanan keluarga khalilullah Ibrahim AS dalam proses regenerasional umat

Kembali soal meninggalnya Kaureen, siapa yang bertanggung jawab ? Kalau itu sebagai musibah, maka tidak ada yang dapat dimintai pertanggungjawaban hukum. Namun, bila ditemukan unsur kelalaian yang menyebabkan orang lain celaka, maka pihak yang lalai itulah yang semestinya bertanggung jawab secara hukum. (Hudono)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X