Pemimpin yang Zalim 49: Adu Kekuatan Dua Kubu yang Bersaing Menggelar Demo di Halaman Balai Desa

photo author
- Minggu, 8 Mei 2022 | 17:10 WIB
Warga menggelar demo di Balai Desa menuntut Kepala Desa mundur (Ilustrasi Sibhe)
Warga menggelar demo di Balai Desa menuntut Kepala Desa mundur (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Cerita hidayah pemimpin yang Zalim, Suasana hiruk pikuk terjadi hampir setiap hari terutama di halaman Balai Desa, karena adanya aksi demo dari dua kubu yng berlawann.

Salendro meski dari dalam tahanan masih bisa mengupayakan untuk menggelontorkan dana kepada orang kepercayaannya agar bisa menggerakkan orang-orang memberikan dukungan pada dirinya.

Salendro sudah berpesan agar aksi demo dilakukan dengan damai tanpa kekerasan sama sekali.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh

Bahkan kalau bisa malah melakukan berbagai aksi sosial, sehingga masyarakat merasa manfaatnya dan tidak justru dirugikan.

Niatnya adalah melakukan aksi untuk mencari simpati, jangan sampai justru malah memperburuk situasi dan membuat nama Salendro makin terpuruk di mata warga.

Lain halnya dengan kubu Jimat, yang seolah ingin memaksakan kehendak agar Salendro mundur dari jabatannya sebagai Kepala Desa.

Mereka adalah gabungan orang-orang yang selama ini merasa dibuat kecewa, sehingga secara emosi lebih sulit dikontrol.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak

Beberapa kali aksi demo mereka menjurus ke tindak pengrusakan. Orang-orang yang ikut karena diberi iming-iming upah jadi ikut terpancing sehingga suasan menjadi keruh.

Rupanya Jimat belum belajar dari kekalahannya dalam pemilihan kepala desa lalu, sehingga sepertinya kalah dalam adu strategi dengan Salendro.

Terlebih lagi Jimat kurang mampu mengontrol anak buahnya sehingga ada yang melakukan tindakan di luar batas.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago

Mereka melakukan intimidasi pada pihak yang jelas-jelas berseberangan. Tak jarang intimidasi dilakukan secara kasar, seperti melempar rumah dengan benda-benda keras bahkan dengan bom molotov.

Bagi warga yang ketakutan, memang kemudian bisa memihak pada kubu Jimat meski sebenarnya hal itu dilakukan hanya demi keamanan keluarga mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X