harianmerapi.com - Cerita hidayah pemimpin yang Zalim, pagi itu Salendro bangun agak kesiangan, lantaran semalam pikirannya merasa tidak tenang.
Entah mengapa, ia jadi sulit untuk tidak. Rasanya ada kegelisahan yang tak ia pahami. Salendro sendiri menduga semua ini gara-gara dua perempuan yang tengah ia pikirkan.
Sunti yang tiba-tiba muncul dan membuat hatinya goyah saat tengah merencanakan pernikahan dengan Bu Lola.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh
Di sisi lain Bu Lola juga tengah ngambek sehingga saat akan dihubungi tak pernah mau mengangkat. Entah memang sedang marah atau mungkin baru punya kesibukan.
Tapi semua itu membuat hati Salendro tidak tenang. Bagaimana pun Bu Lola masih menjadi calon istrinya.
Pagi itu Salendro terbangun juga gara-gara hapenya berdering berkali-kali. Agak tergopoh-gopoh ia membuka hapenya, yang ternyata datang dari salah satu staf kepercayaannya, Pak Kasim.
"Selamat pagi Pak," terdengar suara dari seberang hape.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak
"O iya ada masalah apa, sepagi ini sudah menghubungi?" tanya Salendro agak malas-malasan.
"Dimohon untuk segera ke rumah Bu Lola, Pak," terdengar suara Pak Kasim seperti panik.
"Ada urusan apa?" tanya Salendro kaget.
"Anu Pak, ini ada kabar duka."
"Kabar duka apa maksudmu?" tanya Salendro yang jadi ikutan panik.
"Maaf Pak, ini Bu Lola meninggal."
"Haah, yang benar saja."
"Benar Pak, sepertinya Bu Lola jadi korban pembunuhan. Petugas kepolisian sudah di lokasi Pak, warga juga banyak yang berkerumun di rumah Bu Lola," kata Pak Kasim.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago
