Pemimpin yang Zalim 36: Ayah Ingin Kawin Lagi, Anak Mabuk-mabukan untuk Pelarian

photo author
- Minggu, 24 April 2022 | 17:15 WIB
Rangga suka mabuk-mabukan sebagai pelarian karena tak setuju ayahnya kawin lagi. (Ilustrasi Sibhe)
Rangga suka mabuk-mabukan sebagai pelarian karena tak setuju ayahnya kawin lagi. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Dalam cerita hidayah pemimpin yang Zalim dikisahkan, Salendro sebagai seorang ayah tak menghiraukan sikap anak, hingga ia nekat ingin kawin lagi dengan Bu Lola sebagai istri

Anak kadang hanya memberi sinyal pada orangtua atas sikpanya. Seperti halnya Rangga, yang sebenarnya sudah kelihatan tidak setuju dengan rencana ayahnya kawin lagi dengan Bu Lola.

Namun demikian Salendro tak mengindahkan sikap Rangga. Salendro masih menganggap Rangga hanyalah anak kecil yang harus menurut kemaun orang tua.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh

Karena itu, Salendro tetap melanjutkan rencana untuk menikahi Bu Lola tanpa menghiraukan bagaimana perasaan anak-anaknya.

Dan tanpa sepengetahuan ayahnya, Rangga pun melakukan pembrontakan dengan caranya sendiri. Ia tak mungkin berani terang-terangan menentang keinginan ayahnya yang seorang kepala desa.

Sebagai bentuk pelampiasan kemarahannya, maka Rangga mengajak teman-temannya untuk bermabuk-mabukkan.

Sebelum ini mereka hanya mencoba sekali dua kali saja. Namun dengan kegundahan yang sedang dialami Rangga, maka jalan untuk melampiaskan kekesalan hatinya adalah dengan pesta minuma keras.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak

Dengan uan yang dimiliki, Rangga bisa mendapatkan minuman keras sesuai keinginan. Ini disambut gembira teman-temannya karena dapat gratisan untuk bersenang-senang.

Tak terasa mereka larut dalam pesta mabuk-mabukan tanpa ada yang melarang. Khususnya Rangga merasa bangga dirinya bisa melakukan perlawanan pada ayahnya.

Ia tak peduli dengan kondisinya sendiri, yang penting pikirannya bisa melayang melupakan msalah yang tengah dihadapi.

Semua itu ternyata tetap berada di luar pengetahua Salendro, yang menganggap anaknya baik-baik saja.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago

Salendro merasa sudah cukup memberi uang agar anaknya senang. Memang untuk bersenang-senang, namun dalam pengertian berbeda. Hal yang negatif dan dampaknya bisa fatal jika sampai keterusan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X