harianmerapi.com - Cerita hidayah pemimpin yang Zalim mengisahkan Salendro, kepala desa yang jatuh cinta pada guru les Bu Lola meski istri belum lama meninggal.
Agar mendapat kepastian terkait dengan hubungan mereka, maka suatu hari Salendro meminta Bu Lola untuk menemui dirinya secara pribadi.
Salendro ingin bicara dari hati ke hati dan mengungkap perasn cinta pada janda yang sudah menjadi bahan pembicaraan warga itu.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh
Salendro sengaja mengajak Bu Lola pergi ke tempat yang agak jauh, agar bisa leluasa dalam pembicaraan dan tidak terganggu dengan utusan pekerjaan.
Keduanya pergi naik mobil mengarah ke lokasi rekreasi. Kemudian keduanya menuju ke sebuah restoran yang cukup nyaman dan agak tersembunyi.
Salendro tak ingin pertemuannya dengan Bu Lola ada yang mengetahui, sehingga bisa menyebar kabar yang bisa merugikan.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak
"Bu Lola terima kasih sudah punya perhatian pada Juki, sehingga tidak ketinggalan pelajaran di sekolah," kata Salendro setelah memesan menu makan dan minuman.
Bu Lola hanya tersenyum disanjung seperti itu. Namun dalam hatinya sesungguhnya bergelora.
Ia berharap Salendro segera mengucapkan kata-kata yang lebih mengarah dan pasti, agar hatinya merasa mantap.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago
"Itu sudah kewajiban saya sebagai guru les, Pak. Saya juga kasihan melihat Juki, karena sudah mengenalnya sejak masih bayi merah," kata Bu Lola.
"Iya, saya tidak tahu bagaimana jadinya anak-anak saya jika tidak dibimbing Bu Lola," kata Salendro yang kemudian keduanya terlibat dalam pembicaraan basa-basi.
Sampai akhirnya Salendro mengungkapkan maksud tujuannya membawa Bu Lola ke tempat tersebut.