harianmerapi.com - Memasuki bangku kuliah, ternyata jauh berbeda dibanding saat masih di SMA. Tantro merasakan kini teman-temannya terlihat punya sikap dan sifat yang lebih dewasa.
Kalau Tantro sendiri, sifat dewasa dan mandiri itu memang sudah ada sejak ia masih kecil, yang ditempa oleh keadaan ekonomi keluarganya.
Pergaulan yang terjadi di kampus, sudah tentu jauh berbeda, karena topik pembicaraan juga sudah menyangkut hal-hal yang lebih serius.
Bagi Tantro hal itu tidak menjadi masalah, karena pada dasarnya ia memang gampang sekali beradaptasi dengan lingkungan.
Tantro juga tak mempermasalahkan jika teman-temannya sekarang rata-rata datang dari kalangan orang berada. Maklum, tak banyak yang bisa lolos bisa masuk ke perguruan tinggi negeri favorit.
Selain kepandaian, juga dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sangat beruntung, Tantro bisa lolos melalui jalur penelusuran bakat.
Terlebih lagi ia juga mendapat dukungan bea siswa dari yayasan, sehingga tak begitu memikirkan masalah biaya kuliah.
Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 2: Rajin Salat dan Belajar karena Ingin Menjadi Orang Kaya
Namun jiwa mandiri dan tuntutan harus memenuhi kebutuhan gidup bersama ibunya, memaksa Tantro tetap harus menjalankan bisnis.
Hanya saja, kali ini usaha yang dilakukan tidak lagi berjualan gorengan dan aneka makanan kecil seperti saat di SMA.
Tantro mampu mengikuti perkembangan zaman, bahwa sekarang dengan kemudahan teknologi maka sistem jual beli pun ikut berubah.
Karena itu, Tantro yang memang kuliah di jurusan teknik komputer, tidak aneh lagi berhubungan dengan masalah teknologi informasi.
Merebaknya berjualan lewat online pun ditekuni Tantro. Selain lebih praktis, ternyata keuntungan yang didapatnya bisa lumayan besar.
