Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 3: Tak Ingin Dibuai Mimpi, Sudah Mulai Belajar Bagaimana Mencari Uang

photo author
- Rabu, 2 Februari 2022 | 09:00 WIB
Tantro mlai belajar mencari uang dengan berjualan saat sekolah (Ilustrasi Sibhe)
Tantro mlai belajar mencari uang dengan berjualan saat sekolah (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Tantro tak ingin hidupnya hanya dibuai mimpi-mimpi. Disadari betul, untuk menggapai impiannya, haruslah ada usaha dan kerja keras. Apalagi tak mungkin mengandalkan orang tuanya yang memang hidup serba pas-pasan.

Didukung tekad yang kuat, maka Tantro pun sudah membiasakan dirinya untuk belajar dengan keras di sekolah sekaligus sudah mulai belajar mencari uang dalam kehidupan nyata.

Bangun pagi usai salat Subuh, Tantro mulai menyiapkan buku-buku pelajaran hari ini. Ia ulang sekali lagi mata pelajaran yang sudah dipelajarinya pada malam harinya. Dengan begitu, tak sekalipun terlewatkan tugas-tugas yang diberikan guru.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 1: Jadi Anak Orang Kaya dan Punya Mainan Banyak, Ternyata Hanya Mimpi

Begitu pun dengan mata pelajaran, selalu mendapat nilai bagus. Lebih khusus pelajaran matematika, Tantro sangat tekun, karena menurutnya pelajaran yang paling ditakuti teman-temannya itu adalah induk dari ilmu pengetahuan.

Ia merasa, jika mampu menguasai ilmu matematika, maka akan lebih mudah untuk belajar pelajaran lainnya.

Di samping belajar, Tantro juga mulai memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang. Ia minta pada ibunya untuk membuatkan makanan kecil yang bisa ia bawa ke sekolah, untuk dijajakan pada teman-temannya.

Tantro tak merasa malu menjual kue dan jajanan lain di sekolah. JIka ada teman yang mengejeknya, Tantro tak pernah marah dan merasa minder.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 2: Rajin Salat dan Belajar karena Ingin Menjadi Orang Kaya

Justru hal itu makin menguatkan hatinya agar kelak bisa menjadi orang sukses dan meraih kekayaan seperti yang ia impikan.

Pagi itu, Tantro seperti biasanya juga sudah menyiapkan segalanya sebelum berangkat ke sekolah. Ibunya pun telah bangun dan sibuk di dapur membuat aneka kue sederhana untuk dijual.

Sementara ayahnya mengerjakan beberapa pekerjaan di rumah, sebelum berangkat bekerja sebagai kuli bangunan.

Seperti memberi makan beberapa ayam peliharaan dan mengasah atau memperbaiki peralatan tukang yang akan dibawanya bekerja.

Baca Juga: Menanam Harapan Terbaik bagi Orang Beriman di Tengah Badai Kehidupan

Semua rutinitas itu dijalani keluarga kecil Tantro dengan penuh keikhlasan. Bedanya, jika orang tuanya sekadar menjalani apa yang memang bisa mereka lakukan, sedang Tantro sudah mulai memikirkan bahwa apa yang ia lakukan sekarang merupakan pijakan demi meraih kesuksesan di masa depan. Sebuah pemikiran orang dewasa dan jauh melebihi dari usianya yang masih kanak-kanak. (Bersambung)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X