harianmerapi.com - Perilaku Joki yang berbeda pemuda pada umumnya, membuat kuliahnya menjadi tercecer. Hari-hari ia habiskan untuk berduaan dengan kekasihnya dan jika sudah bosan memburu perempuan lain lagi.
Konsentrasinya di bidang pendidikan menjadi tidak fokus. Padahal ia bisa diterima kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri, yang waktu pendaftaran saingannya sangat banyak.
Bukannya bersyukur dengan keberhasilannya itu, tapi status sebagai mahasiswa sebuah PTN malah disalahgunakan untuk hal-hal yang jauh dari bermanfaat.
Baca Juga: Misteri Alunan Biola di Rumah Tua yang Bikin Merinding
Semester awal memang tidak terasa, karena beban kuliah masih belum begitu berat. Namun setelah memasuki semester tiga, Joki mulai ketinggalan karena banyak nilainya yang D, bahkan E.
Selain jarang masuk, kalau ikut kuliah pikirannya tidak fokus pada mata kuliah yang disampaikan dosen.
Toh demikian, hal itu tak membuat resah Joki. Baginya, keberhasilan menggaet perempuan dan mendapatkan cintanya jauh lebih memuaskan ketimbang nilai mata kuliah yang bagus.
Baca Juga: Raden Mas Sandeyo Kiai Mlangi 7: Istri yang Tengah Hamil Ditinggalkan di Pesantren
Berbagai kegiatan kemahasiswaan di kampus memang banyak diikuti Joki. Namun hal itu dilakukannya tak lain hanya untuk mendapatkan peluang untuk mengejar perempuan.
Apalagi kegiatan yang melibatkan fakultas lain atau kampus lain, sehingga semakin banyak pula kenalan baru yang didapat.
"Ini sudah semester empat, banyak mata kuliah yang harus kamu ulang. Jika sikapmu tidak berubah, nanti akan semakin ketinggalan," kata Risman suatu ketika.
Baca Juga: Mencintai dan Meneladani Nabi SAW dengan Sepenuh Hati dan Jiwa
"Hanya beberapa mata kuliah saja yang belum lulus. Gampanglah nanti bisa dikejar," jawab Joki enteng.
Sebagai sahabat karib, tak bosan-bosannya Risman mengingatkan, namun tak jera juga Joki selalu menganggap omongan Risman seperti angin lalu. (Bersambung) *