Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 3: Kesuksesan Anak, Kebanggaan Orangtua

photo author
- Minggu, 22 Agustus 2021 | 06:34 WIB
Doa orang tua selalu mengiringi kesuksesan anak (Ilustrasi Sibhe)
Doa orang tua selalu mengiringi kesuksesan anak (Ilustrasi Sibhe)

MASA kuliah dilalui Seno dengan cepat. Jika pada umumnya mahasiswa membutuhkan waktu minimal 4 tahun untuk menyandang predikat sarjana, maka Seno hanya perlu waktu tiga tahun.

Masa itu dilalui tanpa lekang dengan berbagai prestasi akademik, yang membuat teman-teman dan para dosen terkagum-kagum.

Berkat prestasinya itu pula, tak sulit bagi Seno untuk mendapatkan pekerjaan. Bahkan dari luar negeri pun datang tawaran, dengan gaji yang tak terbayangkan sebelumnya oleh Seno.

Namun berat baginya untuk meninggalkan terlalu jauh Mbok Wiryo dan adik-adiknya yang masih membutuhkan bimbingan.

"Simbok sudah makin tua, sebaiknya kamu cari pekerjaan yang tidak jauh-jauh," kata Mbok Wiryo, saat Seno memberitahu adanya tawaran pekerjaan di luar negeri.

Baca Juga: Mengenal Sosok Semar 1: Tokoh Bijaksana dan Sakti dalam Dunia Mistis Jawa

Dalam hati Seno sebenarnya juga sudah ada keinginan untuk tetap bekerja di negeri sendiri. Banyak pertimbangannya, termasuk rasa cintanya pada tanah air serta kegamangan jika harus beradaptasi dengan budaya serta keyakinan berbeda di negri orang.

Namun Seno tetap harus memberitahu pada Simboknya, tentang peluang masa depannya serta ingin mendengar pendapatnya. Ternyata pendapat Mbok Wiryo sesuai dengan hati nurainya.

Pada sisi lain Seno juga sudah tak memikirkan tentang cita-citanya waktu kecil, ingin menjadi pilot. Keinginannya kala itu hanya didorong oleh angan-angan merasakan terbang di atas awang-awang.

Sekarang Seno sudah merasakan hal itu, bahkan lebih tinggi lagi, lantaran sukses yang didapat sejauh ini serasa melambungkannya ke langit ketujuh.

Baca Juga: Mungkinkah Ada Hantu Sapi Gentayangan?

Belum lagi wisuda terlaksana, Seno sudah ditunggu pekerjaan di sebuah perusahaan milik negara ternama. Ia langsung mendapat posisi cukup stretegis, karena selama ini sudah menunjukkan prestasi lewat karya nyata, yang juga diakui lembaga internasional.
Ada kesedihan tersendiri saat menjalani wisuda, lantaran hanya ada satu orang yang mendampinginya. Sang ibu tercinta. Sementara sang ayah hanya ada dalam jiwanya, yang dirasakan Seno turut hadir dengan senyum penuh kedamaian.

"Bapak, Seno sudah berhasil," kata Seno lirih.

"Bapakmu pasti ikut bangga, sebagaimana yang simbok rasakan saat ini," kata Mbok Wiryo, yang ternyata mendegar suara lirih Seno.

Segera setelah usai wisuda bukannya pulang ke rumah, namun Seno mengajak Mbok Wiryo untuk berziarah ke makam sang ayah. Ia hanya ingin menunjukkan baktinya pada orang tua, dengan cara memanjatkan doa. Bukan hanya saat ziarah saja sesungguhnya, melainkan setiap saat, setiap usai Salat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X