JIKA Yono dan Yeyen bahagia dengan segala keterbatasannya, dan akhirnya meraih kesuksesan. Maka berbanding terbalik dengan saudar-saudara tirinya yang terbiasa berlimpah dengan harta kekayaan.
Keluarga Purbo sekarang sudah kehilangan statusnya sebagai keluarga paling kaya di kampungnya. Bukan saja kekayaan yang tergerus secara perlahan, keharmonisan di dalam rumah juga makin berantakan.
Purbo sebagai orang paling tua di dalam rumah tak kuasa mengandalikan istri dan anak-anaknya. Ia memang sudah menyadari kesalahannya selama ini dan mulai rajin beribadah.
Baca Juga: Misteri Hantu Si Jubah Merah 1: Lupa Pasang Sesaji, Terjadi Kecelakaan
Setiap saat menjalankan salat lima waktu di masjid kampung. Namun sepertinya ia kini tengah memetik hasil perilakunya semasa masih muda.
Anak-anaknya hasil pernikahan dengan Darti tidak ada yang meraih kesuksesan. Bagus dan Bagas hanya bisa mengandalkan kekayaan dari orang tua untuk menopang kehiduan sehari-hari.
Padahal sawah yang mereka miliki tak seluas dulu lagi, sehingga otomatis penghasilan juga berkurang.
Baca Juga: Ulah Iseng Penggali Kubur Membawa Pulang Tulang Tengkorak
Meski begitu, mereka masih berlagak seperti orang kaya. Tak mau kalah dalam penampilan di mata para tetangga, sehingga kadang harus memaksakan diri hanya demi menjaga gengsi.
Sebenarnya para tetangga sudah paham dengan keadaan mereka, namun justru Bagus maupun Bagas yang tak menyadari keadaan. Mereka tak bisa menerima kenyataan bahwa kondisi ekonomi keluarga sekarang sudah pas-pasan.
Artikel Terkait
Mensyukuri Nikmat 36: Dihamili Bapak-bapak yang Sudah Berkeluarga
Mensyukuri Nikmat 37: Sadar Diri Setelah Kehadiran Cucu
Mensyukuri Nikmat 38: Anak Tiri Disia-siakan Justru Menjadi Tempaan
Mensyukuri Nikmat 39: Tersingkir dari Rumah Sendiri
Mensyukuri Nikmat 40: Senangnya Bertemu Ibu Lewat Mimpi
Mensyukuri Nikmat 41: Mimpi Meraih Cita-cita
Mensyukuri Nikmat 42: Datangnya Kenikmatan Saat Cita-cita Tercapai