BAGUS akhirnya menyusul saudara-saudaranya, menikah di usia muda. Kali ini memang tidak dikarenakan hamil duluan, namun memang Bagus ingin seperti saudara-saudaranya, memiliki keluarga dan anak.
Selain itu, Darti sebagai orang tua juga merasa risih, melihat anaknya itu sudah 'uyang-uyung' dengan pacarnya. Bahkan tak jarang kekasihnya itu diajak menginap di rumah, sekalipun mereka belum terikat dalam tali pernikahan.
Jadilah rumah Purbo kian terasa sesak saja. Tiga anak Darti yang sudah berkeluarga tinggal dalam satu lingkungan. Mereka masing-masing menempati bagian-bagian rumah yang terpisah-pisah, karena begitu luasnya rumah peninggalan Yani dahulu.
Meski begitu, Yono dan Yeyen yang sebenarnya berhak atas rumah tersebut, jadi tidak kebagian tempat. Mereka justru tersingkir.
"Yono, kamu dengan adikmu tinggal di bekas gudang beras ya, karena tempat kalian akan dipakai Bagus dan istrinya," kata Darti suatu hari.
Yono hanya mengangguk saja, tidak bersuara apapun. Ia tahu, jika dibantah pasti ibunya akan marah besar. Ia lantas mengajak Yeyen untuk pergi menyingkir.
Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 38: Anak Tiri Disia-siakan Justru Menjadi Tempaan
Mereka menuju ke gudang yang ditunjuk ibu tirinya untuk mereka tempati. Yono tahu benar, tempat itu sungguh sangat tidak layak untuk tempat tinggal, karena lebih menyerupai kandang binatang.
"Dik, jangan menangis ya, kita diberi tempat seperti ini," kata Yono pada Yeyen.
"Yeyen nggak masalah Kak, tapi apa nanti Yeyen bisa belajar di tempat seperti ini. Padahal Yeyen harus menghadapi ujian akhir," kata Yeyen.
Baca Juga: Raden Mas Kiai Mlangi 3: Pergi Meninggalkan Kerajaan untuk Mencari Ilmu dan Ketenteraman
Yono sebenarnya kasihan melihat adiknya. Kalau dengan dirinya sendiri, ia tak pernah peduli. Yang ia pikirkan selama ini adalah adiknya. Jangan sampai masa depan Yeyen jadi suram seperti dirinya.
Kemudian muncul gagasan Yono untuk mengajak adiknya tinggal di kios tempat dirinya buka usaha di kota. Apalagi kios tersebut sebenarnya lebih dekat dengan sekolah adiknya.
Ternyata gagasan Yono itu disambut suka cita oleh Yeyen. Selama ini rupanya Yeyen terlalu banyak makan hati, melihat perlakuan ibu tirinya serta saudara-saudara tirinya.