Raden Mas Kiai Mlangi 3: Pergi Meninggalkan Kerajaan untuk Mencari Ilmu dan Ketenteraman

photo author
- Selasa, 19 Oktober 2021 | 05:00 WIB
R.M. Suryo Putro mencari ilmu lain yang dapat menentramkan jiwa dan pribadinya. (Ilustrasi Pramono Estu)
R.M. Suryo Putro mencari ilmu lain yang dapat menentramkan jiwa dan pribadinya. (Ilustrasi Pramono Estu)

SUATU waktu, Belanda memiliki rencana busuk untuk pura-pura membantu Pangeran Puger adik Amangkurat II. Belanda mempengaruhi Pangeran Puger untuk merebut tahta kerajaan dari Sunan Mas, Putra Amangkurat II yang menjadi Amangkurat III.

Pertikaian pun terjadi sehingga tahta pun berhasil didapatkan oleh Pangeran Puger. Rencana busuk Belanda pun berjalan mulus. Mereka sengaja mengangkat pangeran Puger menjadi Raja dengan gelar Susuhanan Paku Buwono 1. Kejadian itu pun menyebabkan R.M. Suryo Putro merasa kecewa dan sakit hati.

Bagi dirinya kondisi kerajaan sudah tidak sehat lagi dan akhirnya memutuskan untuk pergi keluar Kraton menuju ke arah Timur.

Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 36: Dihamili Bapak-bapak yang Sudah Berkeluarga


Pilihannya untuk keluar dari Kraton pun telah dipikirkan matang-matang. Bagi dirinya tahta hanya akan membuat dirinya menjadi pribadi yang sibuk mengejar dunia.

Perjalanan yang hendak dilakukan ingin mencari ilmu lain yang dapat menentramkan jiwa dan pribadinya. Dalam hatinyanya R.M. Suryo Putro berkata.

“Tahta hanya akan membuat hati menjadi penuh kebencian jika tidak dilandaskan niat baik dalam memimpin kerajaan. Menjaga amanah orang tua tidak mesti harus bertahan di kerjaan ini, sudah saatnya hijrah untuk dapat memberikan yang terbaik untuk negara ini.”

Baca Juga: Kakak Kesurupan, Setannya Bilang Suka Sama Aku

Perjalanan pun akhirnya ditempuh oleh Suryo Putra. Selang waktu berlalu tibalah beliau di Surabaya. R.M. Suryo tiba di daerah perkampungan yang dikenal bernama kampung Gedangan.

Bak sejalan dengan panggilan hatinya, R.M. Suryo pun menemui sebuah Pondok Pesantren namanya Pondok Pesantren Gedangan. Pondok pesantren Gedangan ini dipimpin oleh Kiai Abdullah Muhsin.

Betapa bahagianya R.M. Suryo dan ia pun dengan pasti menemui Kiai Abdullah Muhsin dan menyampaikan niat dan tujuannya.

Baca Juga: Misteri Kodok Kuning Milik Penunggu Sumur Tua

“Kiai, hamba telah sengaja berjalan untuk mendapatkan ilmu agama yang dapat mengajarkan hal-hal baik dalam kehidupan ini, izinkanlah saya menjadi murid Kiai.”

Mendengar cerita dan melihat kesungguhan R. M. Suryo Putro akhirnya Kiai pun menerimanya menjadi santri di Pondok Pesantren dan berganti nama M. Ihsan. Kegiatan menjadi santri dijalani dengan penuh suka cita oleh M. Ihsan. (Ditulis: Yosi Wulandari UAD) *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X