KIAI Nur Iman Mlangi memiliki nama asli RM Sandeyo diperkirakan lahir pada abad ke-18 atau tahun 1700-an. Beliau lahir dari keluarga bangsawan dan tumbuh dari pesantren tradisional sehingga membentuk dirinya mampu menjaga harmoni antara Islam dan Jawa.
Jasa beliau dalam mengharmonikan agama dan budaya adalah dengan mendirikan dusun Mlangi di daerah Sleman Yogyakarta. Perjuangan dan jasanya dalam sejarah revolusi Indonesia pun tidak dapat dilupakan. Bahkan beliau turut melawan penjajahan Belanda.
Meski seorang pangeran, ia rela tidak menggunakan keningratannya untuk memimpin keraton dan memilih mengembangkan dan menyiarkan ilmu agama.
Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 32: Inikah yang Dinamakan Hukum Karma?
Syahdan di tahun 1704, Pangeran Puger yang memiliki nama asli Raden Mas Drajat merupakan putera dari Amangkurat I memiliki istri permaisuri keturunan Keluarga Kajoran.
Pangeran Puger pun diangkat menjadi raja dan diberi gelar Susuhunan Pakubuwana Senapati Ingalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa atau disingkat dengan Pakubuwana I.
Sejarah pun mencatat, Pangeran Puger pernah menyandang gelar sebagai Amangkurat II dikarenakan adanya pertentangan antara kakak pangeran Puger yang bernama Raden Mas Rahmat dengan Amangkurat I (Ayahanda mereka), sehingga Pangeran Puger diangkat menjadi Putera Mahkota.
Baca Juga: Misteri Suara Bersin di Sepanjang Malam, Ternyata Makam Budhe Amblong
Ketika terjadi pemberontakan Trunojoyo pada tahun 1677, Raden Mas Rahmat menolak ketika ditugasi oleh ayahnya untuk mempertahankan kraton Mataram Kertosuro yang pada saat itu beribu kota di Plered. Akan tetapi, Mas Rahmat memilih mengungsi ke arah Barat.
Sejak saat itu, Pangeran Puger kemudian tampil melaksanakan tugas ayahnya sebagai bukti bahwa tidak semua keturunan Kajoran mendukung Trunojoyo. Sejak kejadian tersebut Pangeran Puger menyandang gelar Amangkurat II.
Namun, berbagai kekuatan pemberontak yang sangat besar tidak dapat dihindari sehingga pada akhirnya Pangeran Puger menyingkir ke Jenar.
Baca Juga: Hantu Jamu Gendong Gentayangan di Jembatan Tempat Ia Dibunuh Preman
Meski harus menyingkir, Pangeran Puger tidak hanya berdiam diri, di sana Beliau mendirikan kerajaan Purwakanda dan berpusat di Jenar.
Ia pun mengangkat dirinya sebagai raja bergelar Susuhunan Ingalaga. Selang berapa lama, setelah Trunojoyo kembali ke Kediri, Susuhunan Ingalaga segera merebut Plered dan mengusir anak buah Trunojoyo yang ditempatkan di kota itu. (Ditulis oleh: Yosi Wulandari UAD) *