Sementara Riski, matanya tidak bisa lepas dari dahan pepohonan di sekitarnya, semakin banyak anak-anak misterius yang duduk menggoyang-goyangkan kakinya, sambil terus tertawa.
Koco dan Andris pun terpaksa memimpin rombongan di depan.
Lalu, Riski kembali menyadari, jika aroma itu telah kembali, diiringi suara tawa yang berat dan lirih, "Kih...kih...kih,".***