HARIAN MERAPI – Inilah cerita horor Kembang Laruk karya Simple Man, penulis kisah viral KKN di Desa Penari, Sewu Dino, dan Janur Ireng.
Kembang Laruk karya Simple Man bercerita tentang petualangan horor sejumlah remaja saat mendaki sebuah gunung di Pulau Jawa.
Cerita horor terbaru karya Simple Man yang berjudul Kembang Laruk ini diunggah lewat sejumlah thread atau utas di akun Twitter @SimpleM81378523.
Kembang Laruk bagian 33: Waktu sorop tiba!
Waktu terus berjalan, sampailah mereka pada titik hutan yang ditumbuhi semak belukar.
Suhu udara semakin dingin, karena karena hari yang mulai gelap.
Selain itu, hujan masih saja turun mengguyur tidak kunjung reda.
Riski, pemuda itu mulai kedinginan, ia menggigil sembari mengusap-usapkan tangan.
Puteri melihat arlojinya, lalu memberitahu jika sebentar lagi waktu sorop segera tiba.
Prio kemudian mempercepat langkahnya, ia berjalan mendahului yang lain.
Sampailah rombongan itu di bawah sebuah pohon pinus, di mana posisi Prio sudah berada paling depan.
Mereka berhenti sejenak, kemudian Prio menjelaskan permainannya.
"Ojok onok siji sing wani-wani noleh nang mburi apapun yang terjadi! (Jangan ada satu pun orang yang berani menengok ke belakang, apapun yang terjadi)," kata Prio.
"Sekalipun kowe krungu suarane kancamu jalok tulung, ojok direken, iling, sampe aku ngomong aman, kowe kabeh kudu nuruti aku (Sekalipun kamu mendengar suara temanmu minta tolong, jangan dipedulikan, ingat, sampai aku ngomong aman, kalian semua harus menurut),"
"Nek igak..! Nek igak! (Kalau tidak, kalau tidak),"
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 28: Ini yang dirasakan tubuh Riski setelah tersesat di alam lain, beruntung ada Lika
Prio menelan ludah, sebelum menyampaikan sebuah konsekuensi atas pelanggaran dari permainan itu.
Sesuatu yang mengerikan yang bakal diterima oleh mereka yang melanggar pantangan itu.
"Nek igak, aku karo Lika ra njamin kowe bakal iso mbalik urip-urip (Kalau tidak, aku dan Lika tidak menjamin kalian bakal bisa pulang hidup-hidup),"
Puteri, Andris, Koco, dan Riski, semuanya mengangguk dalam kondisi melihat ke punggung masing-masing yang ada di depannya, tanda mereka paham peraturan itu.
Prio kemudian menjelaskan, jika posisi mereka dalam pendakian itu tidak boleh berubah.
Mereka harus saling menjaga satu sama lain.
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 27: Setelah tersesat di alam jin selama 2 hari, akhirnya Riski bisa kembali
Andris dan Puteri berada di depan, di tengah ada Riski dan Koco.
Kemudian, Prio dan Lika sebagai penyisir di posisi paling belakang.
"Urutan ini tidak boleh berubah sampai pos ke empat," tegas Prio.
Perjalanan pun berlanjut, dan waktu sorop itu tiba.***