HARIAN MERAPI – Inilah cerita horor Kembang Laruk karya Simple Man, penulis kisah viral KKN di Desa Penari, Sewu Dino, dan Janur Ireng.
Kembang Laruk karya Simple Man bercerita tentang petualangan horor sejumlah remaja saat mendaki sebuah gunung di Pulau Jawa.
Cerita horor terbaru karya Simple Man yang berjudul Kembang Laruk ini diunggah lewat sejumlah thread atau utas di akun Twitter @SimpleM81378523.
Kembang Laruk bagian 36: Tambah wangi...
Barisan pendaki itu terus melanjutkan perjalanan, naik semakin terjal.
Sementara, suasana gelap sudah menyelimuti tempat itu.
Riski dan yang lain, sudah memegang senter di tangannya masing-masing.
Mereka mengikuti langkah orang-orang di depannya.
Riski mengikuti Koco yang berjalan mengikuti Andris dan Puteri.
Baca Juga: Pengalaman misteri Seno saat mancing di Kali Progo wilayah Srandakan, dapat kodok kuning ternyata .....
Sementara Lika dan Prio, berjalan mengikuti langkah Riski.
Hujan deras kemudian kembali turun, membuat Riski kembali mengenakan penutup mantel di kepalanya.
Medan pendakian juga menjadi jauh lebih sulit.
Sebab, di depan mereka, banyak ditemui hambatan, tanah yang dijejak juga semakin licin karena berlumpur kena hujan.
terpaksa, satu per satu, mereka mengeluarkan tenaga lebih besar lagi.
Beberapa kali Riski menghela nafas berat, karena selain medan semakin ekstrim, suhu juga bertambah dingin.
Baca Juga: Ratusan warga mendaftar Panwascam untuk Pemilu Serentak 2024 di Bawaslu Magelang
Teriakan Puteri, Koco, dan Prio bersahut-sahutan, saling mengingatkan dan memberi nasehat.
Agar mereka berenam, selalu tenang, menjaga diri agar tidak tergoda demit penghuni hutan.
Saat itulah, Riski kembali mencium aroma yang sangat wangi.
Aroma sepuhan ratusan kembang melati, aroma ini muncul tepat di belakang tubuh Riski.
Riski kaget, sontak ia terdiam, merinding, menahan takut.
Ia merasa, ada sosok lain di belakangnya, yang sudah bergabung dalam barisan, di depan Prio dan Lika.
Baca Juga: Cerita misteri Yu Nah soal majikannya, janda dengan nafsu syahwat besar yang kena prank lelembut usil
Riski mencoba mengabaikan situasi itu, ia teruskan langkahnya mendaki, menerjang medan terjal itu.
Mengikuti langkah Koco yang berjalan di depannya.
Namun, semakin ia mencoba abai, wangi aroma melati ini justru semakin kencang terasa, dan membuatnya tambah penasaran.
"Apakah Lika dalam bahaya?" pikir Riski.
Aroma wangi itu mengigatkan Riski dengan apa yang perah dikatakan Nyai kepadanya.
"Tambah wangi, tambah bahaya," begitu peringatan Nyai kala itu.
Baca Juga: Kejadian aneh saat tinggal di rumah dinas peninggalan zaman Belanda, di belakangnya ada kuburan kuno
Entah kenapa, ia terus teringat dengan perkataan Nyai itu.
Hingga tanpa disadari, kaki Riski menjejak tanah yang gembur.
Tidak seperti Koco, Puteri, dan Andris yang menapakkan kaki pada akar-akar pohon.
Akibatnya, Riski tersungkur jatuh, badannya berguling-guling ke bawah.
Diiringi teriakan Lika dan Prio yang terkejut menyadari situasi bertambah gawat.
Barisan Koco, Andris, dan Puteri, tetap konsisten dengan permainan ini.
Baca Juga: Pengalaman misteri Tarmidi yang tak sadar mengajak roh kembaran pacar nonton film di bioskop
Tidak satupun dari mereka yang menoleh ke belakang.***