Cerita hidayah pentingnya menyisihkan waktu untuk keluarga sekalipun sibuk bekerja

photo author
- Rabu, 15 Mei 2024 | 19:00 WIB
Ilustrasi cerita hidayah pentingnya menyisihkan waktu untuk keluarga sekalipun sibuk bekerja (Sibhe)
Ilustrasi cerita hidayah pentingnya menyisihkan waktu untuk keluarga sekalipun sibuk bekerja (Sibhe)

HARIAN MERAPI - Kadang orang-orang yang sibuk bekerja jadi lupa pada kelurga. Klai ini cerita hidayah berkisah pentingnya menyisihkan waktu untuk keluarga sekalipun sibuk bekerja.

Ibaratnya, keluarga dan anak-anak kita adalah penyejuk mata di kala senja sudah merasuki usia.

Satya (semua nama disamarkan) adalah sosok profesional muda yang mapan dan sukses. Ia bekerja di sebuah perusahaan terkemuka dengan gaji yang mencukupi.

Baca Juga: Cerita hidayah memiliki hobi yang menyesatkan membuat sulit mencari jodoh

Lantaran hal itu ia dituntut harus bekerja total untuk kemajuan perusahaan. Meski sibuk luar biasa, Satya memiliki prinsip yang tidak pernah ia langgar.

Jika sudah sampai rumah, ponselnya ia matikan. Lalu jika ada panggilan penting dari kantor? Satya memiliki dua ponsel. Nomor ponsel satunya khusus ia berikan kepada pejabat-pejabat teras di kantornya.

Dengan demikian jika terjadi hal-hal yang bersifat darurat di kantor, bos-bosnya itu bisa menghubungi dia.

Sementara, bagi keluarga yang membutuhkan dia saat sore hingga malam cukup telepon ke nomor rumahnya.

Baca Juga: Pemkot Semarang Segera Lakukan Revitalisasi Kawasan Pecinan, Difokuskan Pembangunan di Kawasan Kelenteng Tay Kak Sie

Satya ingin waktu sore hingga malam hari dimanfaatkan untuk anak-anaknya. Ya, Satya sadar bahwa tugas mendidik anak bukan saja ada di bahu istrinya.

Ia sebagai kepala keluarga memiliki kewajiban pula untuk mendampingi anak-anaknya tumbuh dewasa.

"Aku tidak mau hidupku sukses, uangku banyak tapi anak-anakku kurang kasih sayang ayahnya," ujar Satya kepada istrinya saat duduk santai di ruang tamu selepas anak-anaknya tidur.

Istrinya menyambut dengan senyum dan pelukan hangat. Setiap sore hingga malam, Satya full mendampingi kedua anaknya.

Baca Juga: RUU Penyiaran dianggap hilangkan kebebasan pers, begini sikap Dewan Pers

Selepas salat berjemaah Maghrib, ia mengajari anaknya mengaji. Setelah itu, ia membimbing anak-anaknya mengerjakan PR.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X