harianmerapi.com - Ibadah haji adalah perintah dari Allah SWT. Hanya saja tidak semua umat Muslim wajib melaksanakan.
Hanya mereka yang mampu melaksanakan haji sebagai kewajiban.
Di antaranya adalah sehat, mempunyai dana yang cukup untuk berangkat dan harta untuk kehidupan yang ditinggalkan di rumah.
Baca Juga: Wukuf di Arafah Saat Suhu Sangat Panas, Jemaah Tanpa Sadar Bisa Dehidrasi, Begini Cara Pencegahannya
Dikisahkan sebelum berangkat dari Madinah ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji wada, Muhammad Rosulullah menyerahkan pemerintahan Kota Madinah kepada salah seorang sahabat.
Sahabat itu bernama Dujanah as-Sa'idi, yang dijadikan sebagai pejabat kepala pemerintahan sementara, selama beliau berada di kota Mekkah.
Segenap istri dan sahabat Rasulullah Muhammad Saw turut pula menyertai beliau ke Mekkah.
Baca Juga: Persiapan Haji Wada', Rosulullah Muhammad Kirim Utusan ke Jazirah Arab, Begini Riwayatnya
Pada hari Kamis atau Sabtu, tanggal 21 Dzulqa'idah tahun kesepuluh Hijriah (23 Februari 632 M) setelah zhuhur, berangkatlah Nabi Saw. dari Madinah bersama sembilan puluh ribu kaum muslimin.
Sebagian riwayat ada yang mengatakan seratus dua puluh sembilan ribu, ada pula yang mengatakan seratus dua puluh empat ribu, dan ada pula yang meriwayatkan seratus empat puluh ribu orang.
Nabi Muhammad SAW sendiri mengendarai unta yang bernama al-Qushwa.
Ketika Nabi SAW. dan kaum muslimin tiba di suatu tempat yang bernama Dzulhulaifah, lantas berhenti dan bermalam di sana.
Baca Juga: Jika Wuquf Jatuh pada hari Jumat, disebut Haji Akbar dan pahala 70 kali haji. Benarkah?
Sebelum berangkat pada keesokan harinya, kaum muslimin mengganti pakaian mereka dengan pakaian ihram. Pakaian ini sangat sederhana, sama potongan dan sama coraknya.
Dan pada waktu itu, terbuktilah persamaan dalam arti yang sebenarnya dengan maksud yang tinggi lagi suci dalam membentuk barisan umat yang beribu-ribu itu.