Ketiga, jujur kepada anak. Sifat jujur yang diperlihatkan orangtua kepada anak-anak bukanlah sesuatu yang dibuat-buat atau artifisial, melainkan sudah berjalan dengan sendirnya atau telah mempribadi.
Keteladanan orangtua sebagai pribadi yang jujur merupakan salah satu kunci untuk mendewasakan anak.
Betapa tidak, anak-anak yang sudah terbiasa pada kehidupan yang penuh kejujuran untuk berbohong atau tidak jujur kepada orang lain merupakan hal yang sangat tabu yang tidak mungkin untuk dilakukannya.
Baca Juga: Beramal pada Orang Kaya dan Cicak Hafal pada Anak Kecil yang Suka Mengusirnya
Tetapi juga harus diingat orangtua bahwa segala sesuatunya tidak mutlak dalam keluarga. Artinya, manakala ada sesuatu yang harus dirahasiakan juga tidak perlu kemudian diceritakan secara jujur kepada anak-anak.
Di disinilah orangtua dituntut untuk tampil sebagai pribadi yang wisdom yang dapat bersikap secara lebih baik dan proporsional.
Keempat, tenang di dalam menghadapi segala persoalan. Terkadang kita dalam mengartikan istilah tenang dan sabar itu kurang tepat.
Misalnya orangtua yang tenang-tenang saja di dalam menghadapi suatu kegagalan dikayakan sebagai orangtua yang tenang dan sabar.
Baca Juga: Penggemar K-Pop Minta Adiknya Diberi Nama Korea dan Cerita Lucu Anak Kecil Soal Puasa Manuk
Hal ini sebenarnya kurang tepat, orangtua yang tenang dalam menghadapi sesuatu adalah mereka yang secara aktif memikirkan semua yang telah terjadi, dengan harapan dapat menemukan solusi penyelesaian terbaik.
Mereka memang tidak menampilkan diri sebagai orang yang suka tergesa-gesa, tetapi bukan juga orang yang diam saja ketika menghadapi permasalahan keluarganya.
Sekali lagi perlu ditegaskan di sini bahwa dengan ketenangan yang dimiliki orangtua akan mempermudah menemukan solusi penyelesaian dari setiap permaalahan keluarga yang muncul.
Kelima, teliti dan berhati-hati. Orangtua yang teliti akan memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan diri anak sampai kepada hal-hal yang kecil-kecil.
Baca Juga: Kekayaan Bukan Segalanya 19: Mendapat Warisan dengan Tidak Benar, Berujung pada Penyesalan
Kapan anak-anak harus belajar, kapan menonton TV, kapan membuka HP dan sebagainya merupakan catatan penting di benak orangtua.