SECARA bahasa, ghibah berarti menggunjing. Banyak orang meremehkan masalah ghibah, padahal dalam pandangan Allah adalah sesuatu yang keji dan kotor.
Rasulullah Muhammad SAW menjelaskan bahwa riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan saudaranya.
Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan), baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya,
hatinya, akhlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya.
Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 25: Punya Dua Istri Mengandalkan Hidup dari Warisan
Caranya pun bermacam-macam, di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok dan menjatuhkan harga dirinya.
Wajib bagi orang yang hadir dalam majelis yang sedang menggunjing orang lain, untuk mencegah kemungkaran dan membela saudaranya yang dipergunjingkan.
Sabda Nabi SAW: "Barangsiapa menolak (ghibah atas) kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan menolak menghindarkan api neraka dari wajahnya," (HR. Ahmad).
Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 3: Kesuksesan Anak, Kebanggaan Orangtua
Bagi seseorang yang ingin menghindari ghibah, ada beberapa tips yang dapat dilakukan; Pertama, bergaul dengan orang yang baik.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda : “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari Muslim).
Kedua, menjaga lidah. Berhati-hati dalam bicara merupakan sifat yang harus kita tanamkan sejak kecil. Berhati-hati ketika ingin mengatakan sesuatu membantu anda dalam menghindari ghibah.
Baca Juga: Saparan Merti Dusun Krandegan 5: Kesenian Rakyat Sandul Sunti Masih Lestari
Ketika tahu apa yang akan dibicarakan merupakan hal yang buruk, lebih baik tidak usah dikatakan.
Dari Sahl bin Sa’ad RA Rosulullah Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah – serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan syurga untuknya.” (Muttafaq ‘alaih).
Ketiga, intropeksi diri. Banyak orang yang dapat memilah-milah kesalahan orang lain, ini benar dan yang itu salah. Namun terkadang kesalahan sendiri tidak tampak olehnya.
Baca Juga: Dikuasai Sifat Ananiyah, Tobat Baru Hadir Setelah Badan Tak Berdaya