SETIAP makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang ada di muka bumi ini mempunayi sifat-sifat tertentu. Sifat adalah suatu keadaan yang menerangkan benda atau sesuatu, misalnya indah, manis, enak, kuat, lemah, dan sebagainya.
Sifat lemah manusia adalah semua keadaan yang menerangkan manusia dan keadaan itu dapat menjatuhkannya dari makhluk yang unggul dan tertinggi derajatnya, menjadi makhluk yang hina dan rendah derajatnya yang dapat merusak citra manusia secara keseluruhan.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”. (QS. At-Tin, 95:4-5).
Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 17: Mensegerakan Pemakaman
Beberapa sifat lemah bawaan pada diri manusia adalah : Pertama, suka membantah. Manusia memiliki sifat bawaan sebagai pembantah terhadap ajaran-ajaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mereka seringkali tidak menyadari bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan-Nya yang sewaktu dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun.
Tetapi kemudian, setelah beranjak menjadi kanak-kanak dan tumbuh dewasa serta mengetahui berbagai rahasia alam semesta ini mulailah mereka mengingkari adanya Sang Khalik. Manusia bukannya bersyukur kepada Sang Maha Pencipta, tetapi malah membantah kebenaran-kebenaran dari-Nya yang bersifat tetap dan pasti.
Sifat ini muncul karena kedunguan dan kebodohan manusia yang tidak menyadari atau bahkan menutup diri terhadap petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan melecehkan firman-firman-Nya. (QS. Al-Kahfi, 18:54).
Baca Juga: Buah Duku Bantu Tingkatkan Imunitas Tubuh
Kedua, melampau batas. Ternyata manusia tidak sekadar sebagai pembantah, tetapi juga sering melampau batas. Nafsunya sering tidak terkendali. Ketika kebutuhan makan dan minum sudah dicukupi-Nya, manusia selalu merasa kurang. Ketika belum memiliki rumah tempat tinggal selalu bermimpi untuk memiliki rumah.
Tetapi setelah terkabul keinginannya, manusia tidak cukup sekadar memiliki satu rumah, ingin dua, tiga dan seterusnya. Inilah sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dicapai dan dimilikinya, selalu ingin lebih banyak, lebih baik, lebih indah, lebih kaya dan sebagainya.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala : “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya”. (QS. Yunus, 10:12).
Baca Juga: Mengapa Penting Punya Kotak P3K di Rumah? Ini Kata Dokter
Ketiga, berkeluh kesah lagi kikir. Manusia mempunyai sifat selalu berkeluh kesah dan kikir. Ketika menderita atau ditimpa bencana, mereka mengadu, berdoa, meminta pertolongan kepada-Nya, beribadah dengan rajin penuh kekhusukan. Dan ketika diberikan kenikmatan mereka tidak bersyukur, tetapi malah merasa kurang banyak.
Ketika dimintai untuk membangun masjid, membantu orang miskin atau berjihad di jalan-Nya, mereka mengatakan tidak punya apa-apa, sehingga tidak bisa membantu. Padahal dia baru saja mendapatkan keuntungan yang banyak dan datangnya tidak disangka-sangka.
Itulah sifat negarif manusia yang selalu berkeluh kesah lagi kikir, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersikap keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS. Al-Ma’arij, 70:19-21).