Dari sana, kaum muslimin diperintahkan membaca talbiyah.
Dengan berpakaian ihram sambil membaca talbiyah, berangkatlah Nabi Muhammad dengan kaum muslimin menuju Mekkah.
KH Moenawar Chalil dalam buku kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad menggambarkan seruan suci tersebut berkumandanglah memenuhi gurun dan lembah, bergema sampai ke tempat yang jauh, seolah-olah alam sekeliling ikut menyahut seruan suci dari Zat Yang Mahasuci dan Tinggi itu.
Demikianlah, terus-menerus dan sambung-menyambung, seruan suci itu dikumandangkan kaum muslimin.
Rombongan kaum muslimin yang jumlahnya beribu-ribu itu terus berjalan menuju Masjidil Haram sambil membaca talbiyah di sepanjang jalan yang mereka lalui untuk menunjukkan kepatuhan yang tulus ikhlas kepada yang dijunjung tinggi dengan segenap jiwa raga mereka, yaitu Allah SWT.
Baca Juga: Cuaca Mencapai 45 Derajat Celsius, Jamaah Calon Haji Diminta Tetap Pakai Masker
Selama dalam perjalanan, Nabi Muhammad Saw senantiasa berhenti sejenak untuk mengadakan shalat di mana menjumpai masjid, dengan serentak kaum muslimin berhenti.
Sesudah menunaikan shalat, Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin lainnya berangkat sambil mengucapkan talbiyah dengan suara yang khusuk untuk menunjukkan ketaatan mereka kepada Allah dan rasa syukur mereka atas nikmat-Nya.
Setelah sampai pada suatu tempatyang bernama Sarif, yaitu suafir pelabuhan antara Mekah dan Madinah, Nabi SAW berhenti sebentar dan bersabda kepada segenap rombongan.
"Barang siapa yang ada di antara kamu yang tidak membawa hadiah (binatang-binatang yang akan disembelih untuk dikurbankan) dan ia lebih suka menjadikan ihramnya sebagai ihram umrah, lakukanlah. Barangsiapa yang membawa hadiah, janganlah (menjadikan ihramnya sebagai ihram umrah)." *