harianmerapi.com - Sebagian tokoh dan ulama menyebut suap telah menjadi bagian dari kehidupan di negeri ini.
Keprihatinan akan keberadaan suap dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, membuat para tokoh dan masyarakat menggalang gerakan antisuap.
Kenapa mereka menggalang gerakan antisuap? Rupanya suap itu sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Baca Juga: Budaya Suap dalam Kehidupan Kaum Muslim, Berikut Dampaknya
Dalam buku fatwa-Fatwa Terkini jilid dua, yang diterbitkan Darul Haq, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dan ulama lain menyampaikan bagaimana kondisi suatu masyarakat ketika budaya suap menyebar di tengah mereka.
Disampaikan tidak dapat disangkal lagi bahwa munculnya berbagai perbuatan maksiat akan menyebabkan keretakan dalam hubungan masyarakat terputusnya tali kasih sayang di antara individu-individunya.
Selain itu dan menimbulkan kebencian, permusuhan serta tidak saling menolong dalam berbuat kebajikan.
Baca Juga: Sepuluh Tips Hidup Bahagia Era New Normal, Salah Satunya Selalu Bersyukur Kepada Allah SWT
Di antara implikasi paling buruk dari merajalelanya budaya suap dan perbuatan-perbuatan maksiat lainnya di dalam lingkungan masyarakat adalah muncul dan tersebarnya perilaku-perilaku nista.
Lenyapnya perilaku perilaku utama yakni akhlaq yang baik dan sebagian anggota masyarakat suka menganiaya sebagian yang lainnya.
Hal ini sebagai akibat dari pelecehan terhadap hak-hak melalui perbuatan suap, mencuri, khianat, kecurangan di dalam mu'amalat, kesaksian palsu dan jenis-jenis kezhaliman dan perbuatan melampaui batas semisalnya.
Baca Juga: Harta Itu Dibutuhkan, Berikut Empat Sikap Muslim Terhadap Harta
"Semua jenis-jenis ini adalah tindakan kejahatan yang paling buruk," tulisnya.
Ia termasuk salah satu dari sebab-sebab mendapatkan kemurkaan dari Allah, timbulnya kebencian dan permusuhan antara sesama Muslim dan sebab-sebab terjadinya adzab menyeluruh lainnya.