Guru profesional wujudkan Indonesia kuat

photo author
- Minggu, 23 November 2025 | 17:00 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Tema Hari Guru Nasional tahun 2025 ada dua versi, yaitu: versi satu: 'Guru Hebat, Indonesia Kuat' (versi Kemendikdasmen): Tema ini menekankan peran guru sebagai pilar utama penguatan pendidikan nasional dan pembentukan karakter bangsa.

Versi dua: 'Merawat Semesta dengan Cinta'  (versi Kemenag): Tema ini mengajak guru untuk menanamkan nilai kemanusiaan, welas asih, dan kepedulian terhadap alam semesta. Kedua tema ini memiliki tujuan yang sama, yaitu menghargai dan mengapresiasi dedikasi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Hari Guru Nasional diperingati setiap tahun pada tanggal 25 November, bertepatan dengan hari lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Baca Juga: Klarifikasi DPR soal KUHAP Baru Dinilai Terburu-buru, Ferry Irwandi Sarankan Judicial Review ke MK

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) memiliki visi dan misi yang kuat untuk mewujudkan Indonesia yang kuat dan maju. Visi PGRI 2025 adalah menjadi organisasi profesi guru yang kuat, mandiri, dan bermartabat, serta mampu berperan aktif dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk seluruh rakyat Indonesia.

PGRI juga bekerja sama dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pengembangan potensi siswa secara optimal dan berkesinambungan.

Guru profesional adalah kunci untuk mewujudkan Indonesia kuat. Dengan adanya guru yang
profesional, kita dapat: meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan hasil belajar siswa,
menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif, meningkatkan kepercayaan orang tua dan masyarakat serta mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.

Guru profesional memiliki: kompetensi yang tinggi dalam bidangnya, kemampuan untuk mengajar dengan efektif, kemampuan untuk mengelola kelas dengan baik, kemampuan untuk berinteraksi dengan siswa dan orang tua, serta kemampuan untuk terus belajar dan meningkatkan diri.

Baca Juga: Ini pentingnya penanganan cepat pneumonia pada anak, bila terlambat bisa berakibat seperti ini

Setidaknya ada sepuluh sifat guru professional untuk wujudkan Indonesia kuat; yakni:
Pertama, selalu ceria. Guru berusaha untuk selalu ceria di muka kelas. Jangan terbiasa
membawa persoalan-persoalan pribadi atau keluarga yang tidak menyenangkan dari rumah atau
tempat lain ke dalam kelas sewaktu mengajar. Ceria di depan kelas meskipun sedang dilanda berbagai macam persoalan pribadi merupakan gambaran guru itu telah profesional.

Kedua, tampil dengan prima. Berusahalah untuk selalu tampil dengan prima di dalam
pembelajaran. Kuasailah dengan baik materi pembelajaran yang disampaikan. Akan lebih baik tidak perlu membawa catatan materi yang akan disampaikan, sehingga terkesan pada anak-anak bahwa guru itu benar-benar menguasai materi pembelajaran yang disampaikan/diajarkan.

Ketiga, bijaksana. Bijaksana terkandung makna bijak, yakni akal budi, arif atau tajam pikiran,
sehingga kata bijaksana dapat berarti pandai dan cermat serta teliti ketika menghadapi kesulitan
dalam pembelajaran. Sadarilah bahwa siswa-siswa yang diajar memiliki perbedaan individual yang harus dilayani sesuai dengan keadaan masing-masing siswa/peserta didik.

Keempat, kendalikan emosi. American Psychological Association mendefiniskan emosi
sebagai pola reaksi yang kompleks, yang melibatkan elemen pengalaman, perilaku, dan fisiologis, yang digunakan seseorang untuk menangani masalah atau peristiwa penting secara pribadi. Salah satunya tidak mudah marah atau tersinggung karena perilaku siswa yang kurang menyenangkan.

Baca Juga: Khamim Zarkasih jadi khatib Shalat Jumat Masjid Darul Ulum, Kompleks SMAN 11 Yogyakarta, 'Menjadi Guru Profesional dengan Meneladani Akhlak Nabi'

Kelima menjawab pertanyaan dengan baik. Berusahalan untuk selalu menjawab pertanyaan
anak dengan baik. Jangan mudah tersinggung ketika ada siswa yang selalu bertanya, meskipun
barangkali pertanyaanya kurang berbobot. Kalau sampai pada tahap siswa tidak mau bertanya lagi, jangan harap pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Jangan marah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X