Patologi sosial dalam Al-Quran

photo author
- Sabtu, 20 September 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (tengah)  (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (tengah) (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Tujuan hidup bermasyarakat adalah terciptanya jalinan tali persaudaraan yang kuat antar anggota masyarakat, yakni lahirnya sikap bergotong-royong, bantu membantu dan kerjasama dalam hal kebajikan dan takwa.

Namun sayangnya, dalam kehidupan bermasyarakat terdapat juga berbagai kecenderungan negatif yang berkembang dalam komunitas masyarakat yang dapat mengganggu keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat, yang biasa disebuat dengan patologi sosial.

Patologi sosial adalah studi tentang fenomena sosial yang tidak seimbang atau tidak sesuai
dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Patologi sosial mencakup berbagai masalah sosial yang dapat mempengaruhi individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan.

Baca Juga: Generasi muda hingga lansia senang minum jamu tradisional, baik diminum di tempat maupun dibawa pulang, begini alasannya

Dengan memahami patologi sosial, kita dapat berusaha untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih seimbang dan harmonis.

Contoh berbagai patologi sosial yang ada dalam masyarakat: (1) Kemiskinan: kemiskinan
adalah kondisi di mana individu atau kelompok tidak memiliki akses ke sumber daya yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka,

(2) Kekerasan: kekerasan adalah tindakan yang dapat menyebabkan cedera atau kerugian pada individu atau kelompok lain, (3) Korupsi: korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk kepentingan pribadi,

(4) Penipuan: penipuan adalah tindakan yang dapat menyebabkan kerugian pada individu atau kelompok lain melalui informasi yang tidak benar atau tidak lengkap, dan (5) Ketergantungan: ketergantungan adalah kondisi di mana individu atau kelompok tidak dapat berfungsi secara normal tanpa bantuan dari luar.

Baca Juga: Festival Sendratari DIY 2025 di UWM Tampilkan Karya SH Mintardja

Penanganan patologi sosial di antaranya melalui: (1) Pendidikan: pendidikan dapat membantu
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang masalah sosial dan cara mengatasinya, (2)
Kebijakan Sosial: kebijakan sosial dapat membantu mengatasi masalah sosial dengan cara mengatur dan mengalokasikan sumber daya, dan (3) Pengembangan Masyarakat: pengembangan masyarakat dapat membantu meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat untuk mengatasi masalah sosial.

Setidaknya ada sepuluh patologi sosial yang dijelaskan dalam Al-Quran; yakni:

Pertama, masyarakat yang cenderung menyimpang (qaum ya’dilun). Firman Allah SWT:
“Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang menciptakan langit dan bumi serta yang menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami menumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah (yang) kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).” (QS. An-Naml; 27:60).

Kedua, masyarakat yang zalim (qaum al-zalimun). Firman Allah SWT: “Tidakkah kamu
memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah
menganugerahkan kepadanya (orang itu) kerajaan (kekuasaan), (yakni) ketika Ibrahim berkata,
“Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan.” (Orang itu) berkata, “Aku (pun) dapat
menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Kalau begitu, sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka, terbitkanlah ia dari barat.” Akhirnya, bingunglah orang yang kufur itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS. Al-Baqarah; 2:258).

Baca Juga: Sulitnya mengatasi kecanduan judol

Ketiga, masyarakat yang kafir (al-qaum al-kafir). Firman Allah SWT: “Ketika mereka maju
melawan Jalut dan bala tentaranya, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami, dan menangkanlah kami atas kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah; 2:250).

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Keutamaan itsar

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X