Pentas seni tari di panggung maupun jalanan, bagian dari ikut melestarikan hingga memasyarakatkan

photo author
- Senin, 30 Januari 2023 | 15:23 WIB
Pentas seni tari di jalanan oleh Sanggar Gita Gilang saat memeriahkan pembukaan lomba perkutut tingkat nasional di Alun-alun Selatan Kraton Yogyakarta.  (Sulistyanto)
Pentas seni tari di jalanan oleh Sanggar Gita Gilang saat memeriahkan pembukaan lomba perkutut tingkat nasional di Alun-alun Selatan Kraton Yogyakarta. (Sulistyanto)

Jika tari klasik gaya Jogja, misalnya ada Tari Nawung Sekar dan Sekar Pudyastuti.

Makna dari Sekar Pudyastuti antara lain, pentingnya senantiasa bersyukur dan berdoa.

Sedangkan nilai yang dimunculkan, misalnya penghormatan kepada Yang Maha Kuasa, sesama makhluk, semangat menjalani hidup, tanggung jawab, tak sombong dan disiplin.

Lain halnya dengan nilai–nilai pendidikan dari Tari Nawung Sekar, misalnya religius, mandiri, disiplin, kesabaran, cinta tanah air, tanggung jawab serta menjunjung nilai etika maupun kesopanan.

Baca Juga: Sultan Wacanakan Bansos Seumur Hidup, DPRD DIY Tegaskan Mendukung Penuh

Artinya pula dalam seni tari tak hanya mengandung unsur terkait gerakan, cerita, irama, kostum serta tata rias.

“Kalau ada permintaan tari-tari kreasi baru milik Gita Gilang, ada beberapa pilihan karya kami seperti Tari Sang Pangeran, Ngethek dan Nenek Ganjen,” urainya.

Tari Sang Pangeran, lanjut Gita, menggambarkan perjuangan Pangeran Diponegoro, misalnya saat berdoa, perang , naik kuda, gambaran kemenangan hingga bersyukur.

Gerak-gerak simbolis dipadukan sebaik mungkin dengan iringan musiknya.

Baca Juga: Cegah anak terlibat klitih, orangtua pun perlu dibina

Sedangkan Tari Ngethek, antara lain menggambarkan semangat maupun agresif dalam menjaga ketulusan cinta, bahkan bisa digambarkan pula semangat dalam melestarikan seni budaya secara umum dan bisa memberi manfaat.

“Tari Nenek Ganjen, semua penarinya mengenakan kostum nenek-nenek atau sudah lansia. Namun meski sudah lansia masih tetap semangat berkarya dan tetap bisa memberi manfaat. Banyak gerakan komedi ada di tari ini,” papar Gita.

Sementara Daryati (Atik) pendiri Sanggar Tari Atika Wulan Ndaru asal Bleberan Playen Gunungkidul menjelaskan, undangan pentas tari di panggung, tanah lapang, pinggir jalan maupun jalanan biasa diterima pula.

Baca Juga: Camat Telawang Kotawaringin Timur Ditemukan Meninggal di Pinggir Jalan

Adapun yang pentas di tanah lapang, belum lama ini, memeriahkan launching DPD Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (PWMOI) Gunungkidul di kompleks wisata edukasi Madubronto, Playen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X