Dialog Budaya tentang Sestradi, ajaran akhlak dan moral dari Kadipaten Pakualaman

photo author
- Sabtu, 23 Juli 2022 | 17:10 WIB
KPH Kusumoparatho (berpeci), KMT Ndoyodiprojo moderator (tengah) dan Nyi Mas Tumenggung Sestrorukmi (berdiri) ketika menyampaikan presentasinya. (Teguh Priyono)
KPH Kusumoparatho (berpeci), KMT Ndoyodiprojo moderator (tengah) dan Nyi Mas Tumenggung Sestrorukmi (berdiri) ketika menyampaikan presentasinya. (Teguh Priyono)

HARIAN MERAPI - Sestradi merupakan ajaran olah rasa melalui sarana nyata untuk berkontemplasi, sehingga pada akhirnya tercapai pemahaman tentang makna hidup.

Demikian diungkap Dr. Sri Ratna Saktimulya Kepala Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dalam Dialog Budaya yang diselenggarakan Kadipaten Pakulaman di Ndalem Kepatihan Pakualaman, Jum'at (22/7/2022) malam.

Lebih lanjut menurut pemilik nama Nyi Mas Tumenggung Sestorukmi paringan Ndalem KGPAA Paku Alam X, Sestradi merupakan ajaran yang secara turun temurun menjadi pelajaran moral dan akhlak di dalam lingkungan Kadipaten Pakualaman.

Baca Juga: ICoSI UMY digelar 2 hari, terungkap jika Indonesia miliki visi menjadi negara berpendapatan tinggi

Ajaran ini banyak ditemui dalam berbagai serat dan babad karya sastra yang berada di perpustakaan milik Kadipaten Pakualaman.

"Sestradi sendiri merupakan dua puluh satu sifat baik yang menjadi dasar yang harus dimiliki oleh seseorang dan dua puluh satu sifat buruk yang harus disingkiri dari kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Ada pun sifat sifat baik yang harus dimiliki serta dikembangkan dalam kehidupan seseorang adalah, ngadeg (taqwa),

sabar (sabar), sokur (syukur), narima (tulus ikhlas), sura (berani), mantep (mantap hati), temen (jujur),

suci (suci), enget (ingat), serana (sarana), istiyar (ikhtiar), prawira (gagah), dibya (bijaksana), swarjana (mahir),

Baca Juga: Pengalaman horor Sumbut, pemuda jomblo yang menderita insomnia melihat arwah perempuan ingin balas dendam

bener (benar), guna (pandai), kuwat (kuat), nalar (nalar), gemi (hemat), prayitna (waspada) dan taberi (tekun).

Sedangkan 21 watak yang harus disingkiri jauh-jauh dalam kehidupan bermasyarakat yaitu, ladak (angkuh), lancang (berkata tak sennoh),

lantap ( suka marah), lolos (lepas kendali), lanthang (dengki), langar (bengis), lengus (dendam), leson (malas),

(ng)lemer (serba lambat), lamur (tidak awas), lusuh ( tidak bersemangat), lukar (tidak punya rasa malu), langsar (suka merusak),

luwas (bodoh), lumuh (malas), lumpur (khianat), larad (melanggar larangaNya), (ng)lajok (tamak), lenggok (takabur) dan lengguk (suka menghina).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X