Dela, ia menatap Sri, melihatnya lalu tersenyum, ia membungkuk, berterima kasih, kepada gadis itu.
Sementara, sudut lain, Dini duduk, di tepi lubang galian untuknya, tatapan matanya kosong.
Mereka, Sri, Dela, dan Dini, semuanya berbagi rasa sakit, namun…
Baca Juga: Viral Konvoi Motor Bawa Atribut Khilafah Bagikan Selebaran di Jaktim, Polisi Turun Tangan
Tidak, tidak bagi si pengirim santet, yang mungkin, saat itu, ia sudah tewas mengenaskan.
Mbah Krasa mendekati Sri, memberinya handuk, dengan tatapan hangat, dan raut wajah yang seperti lega, kemudian menuntun Sri, mendekati sumber air.
Membasuh tubuh gadis yang sudah berjasa menyelamatkan cucunya itu, kemudian kembali menuntunnya, masuk ke dalam kamar.
Sri, pasti butuh istirahat, tubuhnya, menerima siksaan begitu rupa, semalaman, Sri, harus kembali pulih.
Baca Juga: Boaz Solossa Resmi Gabung PSS Sleman, Ternyata Ini Alasan Memilih Super Elja
Sri, ia hanya diam saja, tidak peduli lagi, pikirnya, semua sudah berakhir, tapi masih ada pertanyaan yang masih mengganjal.
Dan, harus Sri tanyakan kepada Mbah Krasa, tapi, nanti, tidak sekarang.
Dalam diamnya, Sri hanya memperhatikan, ia mendengar umpatan Mbah Krasa, tentang si pengirim santet, yang memang pantas menerima ganjarannya.
Mati mengenaskan, akibat apa yang sudah ia perbuat, kepada keluarga Atmojo.
Bahkan, Sri masih mendengar, janji Mbah Krasa, bahwa ia dan Dini, akan mendapat haknya secara pantas.