Bahkan bisa disebut, mampu memberi harga kepada seseorang yang tersia-sia, yang kelak sangat mungkin terlupakan dan melayap tanpa terkatakan.
Dengan kata lain, foto dan film karya Dewi SB tentang perempuan-perempuan pengulos merupakan sejenis amalan feminisme yang mengagumkan.
Itu sebabnya, di mata Dewi SB, perempuan-perempuan pengulos itu bukan pembuat ulos belaka. Mereka adalah perempuan-perempuan tangguh yang dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa, punya kecakapan tinggi yang tak bisa dikuasai semua orang yang akan membikin suku Batak kehilangan “nama” jika ulos punah.
Baca Juga: Ducati dan Aprilia Penguasa Tes Pramusim MotoGP di Sepang
“Maka, pantaslah jika Dewi mengakui perempuan-perempuan pengulos itu dalam foto dan film sebagai maestro yang tak tampak,” tandas Wahyudin.*