Ons Untoro pun menegaskan, seseorang layak disebut penyair ketika dapat menulis puisi secara berkesinambungan, bahkan ketika tua tetap bisa aktif menulis, berbeda dengan penari.
“Jika hanya menulis satu dua puisi, bahkan juara menulis dan membaca puisi, tapi terus berhenti berkarya menulis puisi, tak dapat disebut sebagai penyair,” tandas Ons.
Tak kalah penting, sebutnya, baik yang masih pemula maupun sudah lama menerjuni penulisan karya puisi, soal gemar membaca tak dapat disepelekan.
Ia mengibaratkan, membaca adalah bahan bakar agar dapat terciptanya karya-karya puisi berbobot ataupun bergizi. Bagi yang masih pemula, tema yang diangkat dapat yang dikenal, lebih dekat maupun yang disenangi dahulu.
Usai diskusi dan bedah buku tersebut, masih rangkaian Panen Sastra dilanjutkan pembacaan cerpen, misalnya oleh Mustofa W Hasyim serta Maharani Khan Jade (putri dari penyair asal DIY, Evi Idawati).*