budaya

Mengenal Sedulur Sikep, komunitas masyarakat Samin di Kabupaten Blora

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 20:45 WIB
Sedulur Sikep menggelar Ruwat Agung di pendopo Dukuh Karangpace Desa Kolopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (1/8/2022) malam. (blorakab.go.id)

HARIAN MERAPI - Sedulur Sikep adalah sebutan untuk komunitas masyarakat Samin di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Mereka menjalankan kehidupan sehari-hari berdasarkan ajaran Saminisme.

Keberadaan Sedulur Samin Sikep di Kabupaten Blora inipun tela mendapat penghargaan sebagai warisan budaya tak benda atau lebih dikenal istilah budaya hidup melalui urat Keputusan (SK) oleh Mendikbud melalui Dirjen Kebudayaan pada tanggal 11 September 2019.

Sedulur Sikep merupakan suatu ajaran berupa pengetahuan lokal dan interaksi antara manusia dengan alam.

Baca Juga: Cegah campak, ini yang harus dilakukan masyarakat agar tidak tertular

Sedulur Sikep sendiri merupakan salah satu tradisi dan budaya yang merupakan bagian dari Kebudayaan Jawa, oleh karena itu Sedulur Sikep dapat ditemui baik di Jawa Tengah, Ngawi maupun daerah Jawa Timur.

Komunitas masyarakat yang disebut Sedulur Sikep ini terbanyak ditemukan di daerah Bojonegoro, Tuban, Blitar, Gresik, dan Madiun untuk di Provinsi Jawa Timur,

untuk Kabupaten Ngawi dijumpai pada Ngawi bagian utara yakni Kecamatan Pitu, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Bringin, Kecamatan Padas dan Kecamatan Karangjati,

sementara untuk di Provinsi Jawa Tengah komunitas Sedulur Sikep dapat ditemui di daerah Blora, Rembang, Grobogan, Pati, dan Kudus.

Baca Juga: Lurah wajib pahami jaringan dokumentasi dan informasi hukum, ini alasannya

Dikutio dari laman blorakab.go.id, keberadaan Sedulur Sikep tidak dapat dipisahkan dari kemunculan Ajaran Samin yang dipelopori oleh seorang tokoh asal Blora bernama Samin Surosentiko atau Raden Kohar,

oleh karena itu Sedulur Sikep juga dapat disebut dengan Sedulur Sikep Blora.

Raden Kohar adalah anak dari Raden Surowidjojo, yang juga dikenal karena melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dengan mendirikan kelompok perlawanan yang bernama Tiyang Sami Amin.

Raden Kohar juga masih dipercaya memiliki garis keturunan dari Kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Platform digital diminta siapkan fitur ramah anak, seperti apa aplikasinya, ini penegasan Meutya Hafid

Raden Kohar dalam sejarahnya pernah melakukan suatu pemberontakan dengan bentuk pembangkangan terhadap penjajahan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada 1890.

Halaman:

Tags

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB